TITIK HENTI, KEKUATAN INTERAKSI, DAN INDEKS KONEKTIVITAS


Sobat Geografi di manapun kalian berada, berikut di bawah ini saya akan menjelaskan sebuah artikel tentang penjelasan mengenai teori Titik Henti, Kekuatan Interaksi, dan Indek Konektiitas. Di sekolah, materi ini masuk kedalam materi kelas XII Semester 1. 



1. Model Gravitasi

Dalam Teori Gravitasi, teori ini kali pertama diperkenalkan dalam disiplin ilmu Fisika oleh Sir Issac Newton (1687). Inti dari teori ini adalah bahwa dua buah benda yang memiliki massa tertentu akan memiliki gaya tarik menarik antara keduanya yang dikenal sebagai gaya gravitasi. Kekuatan gaya tarik menarik ini akan berbanding lurus dengan hasil kali kedua massa benda tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda tersebut. Secara matematis, model gravitasi Newton ini dapat diformulasikan sebagai berikut.
Image result for rumus kekuatan gravitasi


Model gravitasi Newton ini kemudian diterapkan oleh W.J. Reilly (1929), seorang ahli geografi untuk mengukur kekuatan interaksi keruangan antara dua wilayah atau lebih. Berdasarkan hasil penelitiannya, Reilly berpendapat bahwa kekuatan interaksi antara dua wilayah yang berbeda dapat diukur dengan memerhatikan faktor jumlah penduduk dan jarak antara kedua wilayah tersebut. Untuk mengukur kekuatan interaksi antar wilayah digunakan formulasi sebagai berikut.

Image result for rumus kekuatan gravitasi

Contoh Soal 2 :

Misalnya ada 3 buah wilayah A, B, dan C, dengan data sebagai berikut.

1. Jumlah penduduk wilayah A = 20.000 jiwa, B = 20.000 jiwa, dan C = 30.000 jiwa.
2. Jarak antara A ke B = 50 km, dan B ke C = 100 km.
3.
Jarak antara A ke B
Perhitungan Teori Interaksi gravitasi
(3) Perbandingan kekuatan interaksi wilayah A dan B dengan wilayah B dan C adalah 160.000 : 60.000 atau 8 : 3. Berdasarkan perbandingan tersebut, potensi penduduk untuk mengadakan interaksi terjadi lebih kuat antara wilayah A dan B jika dibandingkan antara wilayah B dan C.
interaksi terjadi lebih kuat antara wilayah A dan B jika dibandingkan antara wilayah B dan C
Keterangan : 

Tanda panah menunjukkan tingkat interaksi dan perbandingan kekuatan potensi interaksi.

Perbandingan potensi interaksi antarwilayah dengan me manfaatkan formula yang dikemukakan Reilly ini dapat diterapkan jika kondisi wilayah-wilayah yang dibandingkan memenuhi persyaratan tertentu.

Adapun persyaratan tersebut antara lain sebagai berikut.

a) Kondisi sosial-ekonomi, tingkat pendidikan, mata pencarian, mobilitas, dan kondisi sosial-budaya penduduk setiap wilayah yang dibandingkan relatif memiliki kesamaan.
b) Kondisi alam setiap wilayah relatif sama, terutama berkaitan dengan kondisi topografinya.
c) Keadaan sarana dan prasarana transportasi yang menghubungkan wilayah-wilayah yang dibandingkan relatif sama.

Ketiga persyaratan tersebut berdasarkan kenyataan bahwa secara teoritis potensi wilayah A untuk berinteraksi dengan wilayah B cenderung jauh lebih besar dibandingkan antara wilayah B dan C. Namun, jika kondisi prasarana transportasi yang menghubungkan wilayah B dan C jauh lebih baik jika dibandingkan antara A dan B, tetap saja potensi interaksi antara B dan C akan jauh lebih besar. Demikian pula halnya dengan persyaratan lainnya, yaitu kondisi kependudukan dan topografi dari suatu wilayah.

Geografia :

Model gravitasi adalah suatu analisis atau kajian kesamaan dari suatu wilayah. Model ini digunakan untuk penelaahan dan upaya memprediksikan lingkungan di dua wilayah yang berbeda. (Sumber: Terjemahan Geography Dictionary, 1999)

Suatu pusat lokasi industri penempatannya harus berdekatan dengan lokasi penyediaan bahan baku untuk mengurangi biaya produksi dan menekan biaya operasional. (Sumber: Geography Dictionary, 1999)

2. Teori Titik Henti (Breaking Point Theory)

Teori Titik Henti (Breaking Point Theory) merupakan hasil modifikasi dari Model Gravitasi Reilly. Teori ini memberikan gambaran tentang perkiraan posisi garis batas yang memisahkan wilayah-wilayah perdagangan dari dua kota atau wilayah yang berbeda jumlah dan komposisi penduduknya. Teori Titik Henti juga dapat digunakan dalam memperkirakan penempatan lokasi industri atau pusat pelayanan masyarakat. Penempatan dilakukan di antara dua wilayah yang berbeda jumlah penduduknya agar terjangkau oleh penduduk setiap wilayah.

Menurut teori ini jarak titik henti (titik pisah) dari lokasi pusat perdagangan (atau pelayanan sosial lainnya) yang lebih kecil ukurannya adalah berbanding lurus dengan jarak antara kedua pusat perdagangan. Namun, berbanding terbalik dengan satu ditambah akar kuadrat jumlah penduduk dari kota atau wilayah yang penduduknya lebih besar dibagi jumlah penduduk kota yang lebih sedikit penduduknya. Formulasi Teori Titik Henti adalah sebagai berikut.


Keterangan :

DAB = jarak lokasi titik henti, diukur dari kota atau wilayah yang jumlah penduduknya lebih kecil (dalam hal ini kota A)
dAB = jarak antara kota A dan B
PA = jumlah penduduk kota yang lebih besar (kota A)
PB = jumlah penduduk kota yang lebih kecil (kota B)

Contoh Soal 3 :

Kota A memiliki jumlah penduduk 20.000 jiwa, sedangkan kota B 30.000 jiwa. Jarak antara kedua kota tersebut adalah 100 kilometer. Di manakah lokasi pusat perdagangan yang tepat dan strategis agar terjangkau oleh penduduk setiap kota tersebut?

Diketahui :
dA.B = 100 km
PA = 20.000 jiwa
PB = 30.000 jiwa
k = 1

Ditanyakan : titik henti?

Kunci Jawaban :
Teori Titik Henti


Berkaitan dengan perencanaan pembangunan wilayah, Model Gravitasi dan Teori Titik Henti dapat dimanfaatkan sebagai salah satu pertimbangan faktor lokasi. Model Gravitasi dan Teori Titik Henti dapat dimanfaatkan untuk merencanakan pusat-pusat pelayanan masyarakat, seperti pusat perdagangan (pasar, super market, bank), kantor pemerintahan, sarana pendidikan dan kesehatan, lokasi industri, ataupun fasilitas pelayanan jasa masyarakat lainnya.

Geografia :

Geografi regional merupakan bagian dari kajian geografi wilayah dengan segala ruang lingkupnya. Dalam kajian geografi regional sangat menentukan karakteristik dari suatu wilayah. (Sumber: Geography Dictionary, 2000)

3. Teori Grafik

Salah satu faktor yang mendukung kekuatan dan intensitas interaksi antarwilayah adalah kondisi prasarana transportasi yang menghubungkan suatu wilayah dengan wilayah lain di sekitarnya. Jumlah dan kualitas prasarana jalan, baik jalan raya, jalur udara, maupun laut, tentunya sangat memperlancar laju dan pergerakan distribusi manusia, barang, dan jasa antarwilayah. Anda tentu sependapat bahwa antara satu wilayah dan wilayah lain senantiasa dihubungkan oleh jalur-jalur transportasi sehingga membentuk pola jaringan transportasi. Tingkat kompleksitas jaringan yang menghubungkan berbagai wilayah merupakan salah satu indikasi kuatnya arus interaksi.

Sebagai contoh, dua wilayah yang dihubung kan dengan satu jalur jalan tentunya memiliki kemungkinan hubungan penduduknya jauh lebih kecil dibandingkan dengan dua wilayah yang memiliki jalur transportasi yang lebih banyak.

Untuk menganalisis potensi kekuatan interaksi antarwilayah ditinjau dari struktur jaringan jalan sebagai prasarana transportasi, K.J. Kansky mengembangkan Teori Grafik dengan membandingkan jumlah kota atau daerah yang memiliki banyak rute jalan sebagai sarana penghubung kota-kota tersebut. Menurut Kansky, kekuatan interaksi ditentukan dengan Indeks Konektivitas. Semakin tinggi nilai indeks, semakin banyak jaringan jalan yang menghubungkan kota-kota atau wilayah yang sedang dikaji. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap potensi pergerakan manusia, barang, dan jasa karena prasarana jalan sangat memperlancar tingkat mobilitas antarwilayah. Untuk menghitung indeks konektivitas ini digunakan rumus sebagai berikut.


Keterangan :

β = indeks konektivitas
e = jumlah jaringan jalan
v = jumlah kota

Contoh Soal 4 : 

Bandingkan indeks konektivitas dua wilayah berikut ini.
indeks konektivitas dua wilayah
Diketahui :

Wilayah A: e = 9, v = 6
Wilayah B: e = 10, v = 7

Ditanyakan: indeks konektivitas (β)?

Kunci Jawaban :


Dalam kaitannya dengan perencanaan pembangunan wilayah, analisis indeks konektivitas dapat dijadikan salah satu indikator dan pertimbangan untuk merencanakan pembangunan infrastruktur jalan serta fasilitas transportasi lainnya. Dengan analisis indeks konektivitas dapat meningkat kan hubungan suatu wilayah dengan wilayah-wilayah lainnya, serta memperlancar arus pergerakan manusia, barang, dan jasa yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
TITIK HENTI, KEKUATAN INTERAKSI, DAN INDEKS KONEKTIVITAS TITIK HENTI, KEKUATAN INTERAKSI, DAN INDEKS KONEKTIVITAS Reviewed by Julia Febrianti-Haris Fadhillah on Oktober 31, 2017 Rating: 5

10 komentar:

  1. gambarnya gak bisa dibuka :( tolong perbaiki ya. terimakasih

    BalasHapus
  2. Saya coba dibeberapa HP dan Laptop bisa kom Mba.. Terimakasih masukannya

    BalasHapus
  3. terimakasi kak, sangat membantu

    BalasHapus
  4. Terimakasih kak.. Sangat membantu😊

    BalasHapus
  5. Kunci jawaban nya emang gak ada ya bg?

    BalasHapus
  6. Cara liat jumlah e dan v nya gimana klau dari gambar

    BalasHapus
  7. Terima kasih kak, sangat membantu ..

    BalasHapus
  8. Pada Rumus titik henti ada keterangan rumus yg kontras, tentang kota yg dg penduduk yg lebih rendah, d rumus Pa/Pb tpi d contoh soal Pb/Pa. Dan juga pada Indeks, gambar B dg keterangannya beda

    BalasHapus

Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.