Peristiwa Bi'ru Ma'unah
Peristiwa Bi'ru Ma'unah adalah tragedi menyedihkan yang terjadi pada tahun ke-4 Hijriyah, di mana sekitar 70 sahabat Nabi Muhammad SAW yang merupakan para penghafal Al-Qur'an (qurra') dibunuh secara tragis oleh kaum musyrik dan pengkhianat dari suku Arab.
Latar Belakang Peristiwa
- Seorang pemimpin dari Bani Amir bernama Abu Bara' Amir bin Malik datang kepada Rasulullah di Madinah. Ia meminta Rasulullah mengirimkan para dai untuk mengajarkan Islam kepada kaumnya di wilayah Najd.
- Rasulullah awalnya ragu karena wilayah itu berbahaya, namun Abu Bara' meyakinkan bahwa mereka akan aman karena ia memberikan jaminan perlindungan.
- Rasulullah akhirnya mengirimkan 70 sahabat yang sebagian besar adalah para penghafal Al-Qur'an. Mereka dikenal sebagai orang-orang yang taat dan berilmu. Mereka dipimpin oleh Al-Mundzir bin 'Amr.
Kronologi Peristiwa
-
Saat Tiba di Bi'ru Ma'unah
- Para sahabat berkemah di Bi'ru Ma'unah, sebuah tempat yang terletak di antara wilayah Najd dan Madinah.
- Mereka mengirimkan utusan bernama Haram bin Milhan kepada Amir bin Thufail, seorang pemimpin suku yang berpengaruh di wilayah itu, untuk menyampaikan dakwah dan surat dari Rasulullah.
-
Pengkhianatan dan Penyerangan
- Amir bin Thufail menolak ajakan Rasulullah dan malah memprovokasi suku-suku Arab lainnya untuk menyerang para sahabat.
- Haram bin Milhan dibunuh secara kejam saat menyampaikan surat Rasulullah. Sebelum wafat, Haram bin Milhan tetap sabar dan berkata, "Allahu Akbar! Fuztu wa Rabbil Ka'bah!" (Allah Maha Besar! Aku telah menang demi Tuhan Ka'bah).
- Setelah itu, pasukan dari suku-suku Arab, termasuk dari Bani Sulaym, menyerang para sahabat yang berkemah di Bi'ru Ma'unah.
- Hampir seluruh sahabat gugur syahid dalam serangan tersebut, kecuali beberapa orang yang berhasil melarikan diri. Salah satu yang selamat adalah Ka'ab bin Zaid, yang berpura-pura mati di antara para jenazah.
-
Pengkhianatan Tambahan
- Dua sahabat, Amr bin Umayyah Adh-Dhamri dan seorang sahabat lainnya, yang sebelumnya tidak ikut dalam serangan, juga dikhianati dan dibunuh oleh suku yang telah mengkhianati janji mereka.
Dampak dan Reaksi Rasulullah
- Rasulullah sangat berduka atas peristiwa ini. Beliau merasa terpukul karena kehilangan banyak sahabat setia dan berilmu.
- Dalam kesedihannya, Rasulullah mendoakan kebinasaan atas suku-suku yang berkhianat, seperti Bani Ri'l, Dzakwan, dan Ushayyah, dalam doa Qunut Nazilah yang beliau bacakan selama sebulan.
- Doa Qunut Nazilah ini merupakan bentuk permohonan kepada Allah agar memberikan hukuman kepada kaum yang telah melakukan pengkhianatan besar itu.
Hikmah dari Peristiwa Bi'ru Ma'unah
-
Kesabaran dan Keteguhan Para Sahabat
- Para sahabat menunjukkan keteguhan dalam mempertahankan iman dan dakwah, meskipun nyawa mereka menjadi taruhannya.
- Keberanian Haram bin Milhan dalam menghadapi kematian menjadi simbol keikhlasan dalam berdakwah.
-
Berhati-hati terhadap Pengkhianatan
- Peristiwa ini mengajarkan pentingnya berhati-hati dalam mempercayai jaminan dari pihak yang belum jelas niatnya.
- Rasulullah SAW belajar dari peristiwa ini agar lebih waspada dalam mengutus sahabat ke wilayah yang berisiko.
-
Keutamaan Para Syuhada
- Para sahabat yang gugur dalam peristiwa ini dianggap sebagai syuhada (orang yang mati syahid) dan mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah.
-
Pentingnya Doa dalam Menghadapi Kezaliman
- Rasulullah mengajarkan umatnya untuk berdoa kepada Allah dalam menghadapi kezaliman dan musibah.
Kesimpulan
Peristiwa Bi'ru Ma'unah merupakan tragedi besar dalam sejarah Islam yang mencerminkan pengkhianatan kejam dan keteguhan iman para sahabat. Meskipun mereka gugur, keteguhan hati mereka dalam menyebarkan dakwah tetap menjadi inspirasi bagi umat Islam hingga kini. Peristiwa ini juga mengajarkan tentang pentingnya berhati-hati terhadap pengkhianatan dan selalu bersandar kepada Allah dalam menghadapi musibah.
Tidak ada komentar: