Meraksasakan Dakwah
oleh : Haris Fadhillah
Allah SWT berfirman :
Nabi Ibrahim ('Ibrāhīm):24 - Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,
Nabi Ibrahim ('Ibrāhīm):25 - pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.
Rasulullah SAW memiliki strategi jitu dalam meraksasakan dakwahnya. Kita tau islam ini dulunya asing, bahkan dakwah islam mendapatkan perlawanan yang begitu sadis kepada pemeluknya di awal-awal kemunculannya.
Sungguh benar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam dimulai dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka thuuba (beruntunglah) orang-orang yang asing.” (HR Muslim).
Bahkan pada awal penyebarannya, Rasulullah SAW menggunakan strategi dakwah secara sembunyi-sembunyi. Pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi ini, Rasulullah SAW menyeru untuk masuk Islam, orang-orang yang berada di lingkungan rumah tangganya sendiri dan kerabat serta sahabat dekatnya. Mengenai orang-orang yang telah memenuhi seruan dakwah Rasulullah SAW tersebut adalah: Khadijah binti Khuwailid (istri Rasulullah SAW, wafat tahun ke-10 dari kenabian), Ali bin Abu Thalib (saudara sepupu Rasulullah SAW yang tinggal serumah dengannya), Zaid bin Haritsah (anak angkat Rasulullah SAW), Abu Bakar Ash-Shiddiq (sahabat dekat Rasulullah SAW) dan Ummu Aiman (pengasuh Rasulullah SAW pada waktu kecil).
Abu Bakar Ash-Shiddiq juga berdakwah ajaran Islam sehingga ternyata beberapa orang kawan dekatnya menyatakan diri masuk Islam, mereka adalah:
۞ Abdul Amar dari Bani Zuhrah
۞ Abu Ubaidah bin Jarrah dari Bani Haris
۞ Utsman bin Affan
۞ Zubair bin Awam
۞ Sa’ad bin Abu Waqqas
۞ Thalhah bin Ubaidillah.
Orang-orang yang masuk Islam, pada masa dakwah secara sembunyi-sembunyi, yang namanya sudah disebutkan d atas disebut Assabiqunal Awwalun (pemeluk Islam generasi awal).
Setelah melalui fase dakwah secara terang-terangan, barulah Islam mulai dianggap sebagai ancaman. Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan sebab-sebab kaum Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni:
Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat keberatan dengan ajaran persamaan hak dan kedudukan antara semua orang. Mereka mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka juga ingin mempertahankan perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah SAW (Islam) melarangnya.
Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang adanya kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat, karena mereka merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka.
Kaum kafir Quraisy menilak ajaran Islam karena mereka merasa berat meninggalkan agama dan tradisi hidupa bermasyarakat warisan leluhur mereka.
Dan, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha menghentikan dakwah Rasulullah SAW karena Islam melarang menyembah berhala.
Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan dakwah Rasulullah SAW bermacam-macam antara lain:
۞ Para budak yang telah masuk Islam, seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para pemiliknya (kaum kafir Quraisy) di luar batas perikemanusiaan.
۞ Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi Muhammad SAW agar permusuhan di antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat kaum kafir Quraisy menganut Islam dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat Islam menganut agama kamu kafir Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap berhala.
Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah satunya Nabi Muhammad SAW menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin Affan dan 4 orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di negeri itu memberikan jaminan keamanan. Peristiwa hijrah yang pertama ke Habasyah terjadi pada tahun 615 M.
Suatu saat keenam belas orang tersebut kembali ke Mekah, karena menduga keadaan di Mekah sudah normal dengan masuk Islamnya salah satu kaum kafir Quraisy, yaitu Umar bin Khattab. Namun, dugaan mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal labih kejam lagi.
Akhirnya, Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali ke Habasyah yang kedua kalinya. Saat itu, dipimpin oleh Ja’far bin Abu Thalib.
Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah SAW dan pelindungnya wafat. Empat hari setelah itu istri Nabi Muhammad SAW juga telah wafat. Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib dan Khadijah disebut ‘amul huzni (tahun duka cita)
Dalam strategi meraksasakan dakwah yang begitu terkenal adalah, dengan membangun relasi dan ajakan berislam ke raja-raja di dunia waktu itu. Beberapa raja seperti raja Persia, Mesir, Ethiopia dikirimi surat melalu para utusannya. Sepanjang hidupnya, Rasulullah menulis langsung sebanyak 43 surat untuk pemimpin dunia seperti para raja, tokoh agama dan kepala suku.
Pada akhir tahun 6 Hijriyah, setelah kembali dari Hudaibiyah, Rasulullah SAW menulis surat kepada raja mengajak mereka pada Islam.
Agar surat-surat beliau diterima oleh para raja, beliau membuat sebuah stempel dari perak yang dicetak dengan tiga baris tulisan:
baris pertama : Allah
baris kedua : Rasul
baris ketiga : Muhammad
Beliau memilih beberapa orang sahabat yang berpengalaman sebagai kurir untuk menemui raja-raja tersebut. Al-Allamah Al-Manshufuri memastikan bahwa nabi saw mengutus para kurir tersebut pada awal bulan Muharram tahun 7 H. beberapa hari sebelum berangkaata ke Khaibar.
Berikut ini nama para raja yang menerima surat Rasulullah saw. beserta ringkasan isi surat yang mereka terima:
1. Najasyi, Raja Habasyah
Nama lengkapnya adalah Ash-hamah bin al-Jabar.
Surat ini disampaikan oleh Amru bin Umayyah adh-Dhamri.
isi surat :
"...masuklah ke dalam Islam, niscaya anda akan selamat,'Wahai Ahli Kitab..'(Ali Imran:64) jika anda menolak, maka anda akan menanggung dosa orang-orang Nasrani dari kaum anda."
setelah menerima surat ini Raja Najasyi masuk islam di hadapan Ja'far bin Abi Thalib. Najasyi pun menulis balasan kepada Nabi saw :
"...Aku telah menerima surat anda, wahai Rasulullah, yang di dalamnya anda sebutkan masalah Isa. Demi Allah yang menguasai langit dan bumi, sesungguhnya Isa tidak lebih mengerti dari apa yang anda sebutkan itu, dan sesungguhnhya dia memang seperti yang telah anda kirimkan kepada kami. Kami telaah mengundang anak paman anda dan rekan-rekannya. Maka sayabersaksi Anda adalah Rasulullah yang benar dan dibenarkan. Aku tekah bersumpah setia kepada anda, bersumpah setia kepada anak paman anda, dan memasrahkan diri (masuk Islam) kepada Allah, Rabb semesta alam,di hadapannya."
Atas permintaan Nabi, Najasyi memulangkan Ja'far dan rekan-rekannya bersamaa Amru bin Umayyah adh-Dhamri dengan dua kapal.
Najasyi meninggal tahun 7 H. setelah Perang Tabuk. Nabi turut berduka cita dan melakukan shalat ghaib untuknya.
Beliau kembali mengirimkan surat kepada raja yang menggantikan Najasyi, namun tidak diketahui apakah ajakan Beliau diterima atau tidak.
2. Muqauqis, Raja Mesir
Nama lengkapnya adalah Juraij bn Matta, mendpat gelar Muqauqis.
surat ini disampaikan oleh Hathib bin Abi Balta'ah
isi surat:
"...Masuklah ke dalam islam, Niscaya engkau selamat. Masuklah ke dalam Islam, Niscaya Allah akan memberikan pahala dua kali lipat kepad anda. Jika anda menolak, maka anda akan menanggung dosa penduduk Qibthi (Mesir). Wahai Ahli Kitab, marilah...."(Ali Imran:64)"
Muqauqis sempat terlibat dalam sebuah diskusi dengan Hathib bin Abi Balta'ah. Akhirnya dia memerintahkan sekretarisnya untuk menulis surat balasan dalam bahasa arab yang isinya :
"...saya telah membaca surat anda dan telah memahami isinya...saya mengetahui bahwa masih ada seorang Nabi, dan saya kira akan muncul dari Syam. Saya menghormati utusan anda, dan kini aku kirmkan kepada anda dua gadis yang terhormat di Qibthi dan beberapa lembar kain. Saya hadiahkan pula seekor bighal agar dapat anda pergunakan sebagai kendaraan..."
Muqaquis tidak masuk islam, namun mengirimkan dua gadis terhormat dari Mesir, Mariah dan Sirin, serta seekor bighal.
Mariah diperistri oleh Rasulullah saw dan melahirkan seorang putra bernama Ibrahim. Sedangkan sirin beliau berikan kepada Hasan bin Tsabit al -Anshari.
3. Kisra, Raja Persia
Rasulullah mengirimkan surat ini melalui pemerontah Bahrain, salah satu daerah di Jazirah Arab yang berada di bawah pemerintahan persia.
Surat ini disampaikan oleh Abdullah bin Hudzaifah as-Sahmi.
isi surat :
"...Aku menyeru anda dengan seruan Allah, aku adalah utusan Allah untuk seluruh umat manusia,...masuklah ke dalam Islam, niscaya anda akan selamat. jika anda menolak, maka anda akan menanggung dosa orang-orang Majusi."
Setelah membaca surat ini, Kisra merobek-robeknya, kemudian menyuruh Badzan, pemerintah Yaman, untuk mengutus 2 orang terbaiknya guna menjemput Rasulullah saw di Madinah.
Mendengar tindakan Kisra ini Rasulullah berkata, "semoga Alllah mencabik-cabik kekuasaannya." Allah mengabulkan doa beliau ini dengan terbunuhnya Kisra oleh putranya sendiri "Syiruwaih" yang memimpin pemberontakan melawan ayahnya paska kekalahan Persia terhadap Romawi. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 10 Jumadil Ula tahun 7 H.
4. Qaisar, Raja Romawi
Nama aslinya adalah Heraklius.
surat ini diantar oleh Dihyah bin Khaulah Al-Kalbi. Disampaikan kepada Qaisar melalui pemerintah Basrah.
isi surat :
"Bismillahirrahmanirrahim,...Masuklah ke dalam Islam, niscaya anda selamat. Masuklah ke dalam Islam, niscaya Allah akan memberikan pahala kepada anda dua kali lipat. jika anda berpaling, maka anda akan menanggung dosa orang-orang Arrisiyyin (kaum petani -rakyat Heraklius). 'Wahai Ahli Kitab'...(Ali Imran;64)
pada saat yang sama kafilah dagang dari Makkah yang dipimpin oleh Abu Sufyan bin Harb sedang berada di Syam. Heraklius yang ketika itu berada di kota Iliya' (sekarang al-Quds/Yerussalem) mengundang mereka pada sebuah pertemuan dengan para pembesar Romawi. dengan bantuan seorang penerjemah Heraklius melakukan tanya jawab dengan Abu Sufyan mengenai Rasulullah saw.
seusai tanya jawab, Heraklius melakukan pertemuan tertutup dan membacakan isi surat Rasulullah di hadapan para pembesar Romawi. Dari hasil pertemuan itu Heraklius memutuskan untuk tidak masuk Islam karena kekhawatiran kekuasaannya di Romawi, meskipun sebenarnya dia mengakui bahwa Rasulullah adalah Nabi yang mereka tunggu.
Jelas pada saat itu Abu Sufyan merasakan begitu raksasanya dakwah dan manusia yang selama ini ia dan kaumnya musuhi.
5. Al-Mundzir bin Sawi, Pemerintah Bahrain
surat ini diantar oleh al-Ala' bin al-Hadhrami.
menanggapi surat surat ini al-Mundzir bin Sawi mengirim surat balasan yang berisi :
"...Wahai Rasullullah, sesungguhnya saya telah membacakan surat anda kepad penduduk Bahrain, Di antara mereka ada yang menyukai Islam...lalu memeluknya..di negeriku terdapat orang-orang Majusi dan Yahudi, maka ceritakanlah kepadaku urusan anda tentang mereka."
dijawab Rasulullah dengan :
"...amma ba'd, aku memperingatkanmu terhadap Allah awj,..barangsiapa menaati utusan-utusanku dan mengikuti mereka dengan baik, berarti dia telah memperlakukanku dengan baik...Aku telah memberi syafaat kepadamu tentang kaummu. biarkanlah orang-orang Islam karena mereka telah masuk Islam, kumaafkan orang-orang yang berbuat dosa dan terimalah mereka. selama engkau tetap berbuat baik, maka kami tidak akan menurunkanmu dari tugasmu. barangsiapa tetap berada pada agama Yahudi dan Majusi, maka dia wajib membayar jizyah."
6. Haudzah bin Ali, Pemimpin Yamamah
surat ini diantar oleh Salith bin Amr al-Amiri.
isi surat :
"...Ketahuilah bahwa agamaku akan menang...masuklah ke dalam Islam, niscaya Anda akan selamat, dan akan kuberikan apa yang berada di bawah kekuasaan Anda saat ini."
Haudzah memberi banyak hadiah kepada Salith yang semuanya diserahkan Salith kepada rasulullah. Haudzah juga mengirim surat balasan yagn berbunyi :
"Alangkah bagusnya apa yang Anda serukan itu. Orang-orang Arab banyak yang takut terhadap kekuasaanku. jika anda mau memberikan sebagian kekuasaan kepadaku, aku akan mengikuti anda,"
surat ini dikomentari Rasulullah :
"seandainya ia meminta sepetak tanah kepadaku, aku tidak akan memberinya. binasalah, binasalah apa yang dimilikinya saat ini."
Haudzah tidak masuk Islam dan meniggal dunia pada tahun terjadinya Fathu Makkah.
7. Alharits bin Abi Syamir Al-Ghassani, Pemimpin Damaskus
surat ini diantar oleh Syuja' bin Wahb dari Bani Asad.
isi surat :
"...sesungguhnya aku mengajak anda untuk beriman kepada Allah, tidak ada sekutu bagiNya, niscaya akan kekal kerajaan anda."
setelah surat ini sampai di tangan al-Harits bin Abu Syamr, dia menolak masuk Islam dan mengucapkan :
"siapa yang akan merebut kekuasaan ini dari tanganku? akulah yang akan menyerangnya."
8. Raja Oman
saat itu Oman dipimpin oleh 2 raja yang bersaudara, Jaifar dan Abd, keduanya adalah putra al-Julanda
surat ini siantar oleh Amru bin Ash
isi surat :
"...Masuklah ke dalam Islam, niscaya anda akan selamat..jika anda berdua menolak untuk masuk Islam, maka kekuasan anda akan lenyap. Pasukanku akan mendatangi negeri anda dan Nubuwahku akan mengalahkan kerajaan anda."
Amru bin Ash memilih untuk menemui Abd terlebih dahulu karena menurutnya Abd lebih santun dan ramah daripada Jaifar. setelah melakukan tanya jawab mengenai ajaran Islam Abd tertarik untuk memeluknya, namun dai tidak bisa memutuskan karena khawatir akan berselisih dengan saudaranya yang lebiih tua dan lebih kuat kekuasaannya.
setelah menunggu beberapa hari, akhirnya Amru bin Ash berhsil menemui Jaifar dengan bantuan Abd. saat itulah Amru menyerahkan surat Rasulullah.
Kedua raja ini akhirnya masuk Islam dan memberi kebebasan kepada Amru bin Ash untuk mengambil shadaqah, menetapkan hukum di Yaman, dan melindunginya dari siapaun yang melawannya.
Semoga kita selalu membuat Islam ini dipandang tinggi, dirasakan kehebatannya, dan meraksasa selayaknya Pohon yang akarnya menghujam ketanah dan cabangnya menjulang kelangit itulah saat Dakwah ini begitu meraksasa hingga semua orang dapat melihat dan merasakan manfaatnya.
MARAJI' :
1. Syaikh Shafiyyurahman al-Mubarakfury, 1998, Sirah Nabawiyah, (penerjemah: Rahmat dari ar-Rahiq al-Makhtum), Jakarta : Rabbani Press.
2. muhammad bin Ismail bin Mughirah al-Bukhari, Shahih Bukhari, maktabah Syamilah.
3. Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam, Sirah Ibn Hisyam, Maktabah Syamilah.
Tidak ada komentar: