Proses dan Faktor-Faktor Pembentukan Tanah


Proses pembentukan tanah yaitu perubahan dari bahan induk / dasar menjadi lapisan tanah. Perkembangan tanah dari bahan induk yang padat menjadi bahan induk yang agar lunak, selanjutnya berangsur-angsur menjadi tanah pada lapisan bawah (subsoil) dan lapisan tanah atas (topsoil), dalam periode lama sampai dengan ratusan tahun hingga ribuan tahun. Revolusi dari batuan induk sampai menjadi tanah karena batuan induk mengalami proses pelapukan, yaitu proses penghancuran karena iklim.

Secara umum proses pembentukan tanah ialah lapisan batuan yang mengalami pe;apukan. Tanah merupakan tenpat tumbuh dan berkembangnya vegetasi. Proses pembentukan tanah dapat terjadi dengan tiga macam cara, yaitu:
1. Tanah terbentuk dari endapan pasir dan debu yang tebal oleh tanah.
2. Tanah terbentuk dari batuan-batuan yang ditumbuhi oleh tumbuhan perintis, misalnya lumut.
3. Tanah dapat terjadi karena pelapukan batuan dan pembusukan tanam-tanaman.

Syarat utama terbentuknya tanah ada dua yaitu:
1. tersedianya bahan asal atau batuan induk,
2. adanya faktor-faktor yang mempengaruhi bahan induk
(Jenny,1941)
Bahan induk tanah berbeda dengan batuan induk. Bahan induk tanah merupakan bahan hasil pelapukan batuan induk. Bahan induk bersifat lepas-lepas sementara batuan induk bersifat padu. Faktor-faktor yang bekerja setlah pelonggokan bahan induk tanah dapat dikelompokkan menjadi faktor aktif dan faktot pasif. Faktor aktif dalam pembentukan tanah adalah iklim dan organisme tanah. Faktor pembentuk tanah pasif adalah relief (bentuklahan), bahan induk, dan waktu.

Proses dan Faktor-Faktor Pembentukan Tanah

Faktor-faktor Pembentukan Tanah

Tenaga eksogen yang berupa tenaga sinar matahari dalam waktu yang lama dapat melapukkan batuan. Batuan yang lapuk kemudian diangkut oleh tenaga air dan tenaga angin. Batuan lapuk atau hancuran batuan dalam waktu yang sangat lama berubah menjadi tanah. Jadi, pada dasarnya tanah berasal dari batan.

Faktor pembentuk tanah antara lain :

1. Batuan Induk
     Bahan asal yang nantinya akan terbentuk tanah disebut batuan induk. Pada umumnya tanah berasal dari batuan dan sisa-sisa bahan organik. Daun dan ranting yang gugur dan sisa tanaman yang telah mati membentu bahan organik. Adanya bahan organik memberikan medium kehidupan bagi jasad hidup tanah. Kegiatan jasad hidup tanah menghancurkan dan menguraikan bahan organik yang menghasilkan asam-asam organik dan anorganik yang dapat melapukkan batuan.

2. Iklim
     Iklim mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembentukan tanah. Komponen iklim yang paling berpengaruh dalam proses pembentukan tanah adalah temperatur udara dan curah hujan, temperatur udara berperan pada proses pelapukan batuan secara mekanik. Curah hujan berpengaruh pada proses pelapukan batuan secara fisik dan kimia.

3. Organisme
     Organisme hidup yang berperan dalam proses pembunuhan tanah terutamah vegetasi dan jasad renik. Vegetasi akan berpengaruh pada pelapukan fisik, kimia, dan organik, sedangkan jasad renik akan mempercepat proses pembusukan sisa-sisa bahan organik.

4. Topografi
     Topografi adalah keadaan (relief) muka bumi pada suatu daerah. Pembentukan tanah memerlukan tempat atau relief tertentu. Pada daerah yang reliefnya datar, pembentukan tanah akan lebih cepat daripada di daerah yang miring. Karena di daerah datar, tanah yang sudah terbentuk sulit untuk tererosi.

5. Waktu
     Perubahan batuan induk untuk menjadi tanah memerlukan waktu yang cukup lama. Biasanya untuk membentuk tanah setebal 30 cm memerlukan waktu 100 tahun.

Dapat disimpulkan di Indonesia berdasarkan asal batuannya, sebaran tanah meliputi :
Tanah Vulkanis (batuan induk berasal dari abu gunung berapi) yang sebagian besar ada di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi, dan Kepulauan Maluku. Tanah Gamping atau tanah kapur yang tersebar di bagian barat Pulau Sumatra dan Pulau Jawa pada perbukitan bagian selatan. Tanah Gambut, yang tersebar di Pulau Kalimantan, Sumatra, dan Irian.

Menurut susunannya, lapisan tanah terdiri atas lapisan tanah atas, lapisan tengah, lapisan tanah bawah, dan bahan induk tanah.
  
Lapisan atas (Horizon O), merupakan lapisan yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan dan sisa-sisa  makhluk hidup yang telah mati. Lapisan itu merupakan tanah yang paling subur. Tanah ini berwarna lebih hitam dibandingkan jenis tanah yang lain.

Lapisan tengah  (Horizon A), terbentuk dari campuran antara hasil pelapukan batuan dan air. Lapisan tersebut terbentuk karena sebagian bahan lapisan atas terbawa oleh air dan mengendap. Lapisan ini biasa disebut tanah liat. Tanah pada lapisan ini kurang subur dan mempunyai warna lebih terang.

Lapisan bawah (Horizon B) , merupakan lapisan yang terdiri atas bongkahan-bongkahan batu. Di sela-sela bongkahan terdapat hasil pelapukan batuan. Jadi, masih ada batu yang belum melapuk secara sempurna. Lapisan ini disebut lapisan tanah asli karena tidak tercampur dengan hasil pelapukan dari batuan lain. Biasanya lapisan tanah ini warnanya sama dengan warna batuan asalnya.

Lapisan batuan induk (Horizon C), berupa bebatuan yang padat.
Humus berasal dari pembusukan hewan atau tumbuhan yang telah mati. Proses pembusukan ini dibantu oleh hewan-hewan yang hidup di tanah, misalnya cacing tanah. Cacing tanah ini memakan sampah-sampah yang ada di permukaan tanah. Pembusukan itu menghasilkan bahan-bahan organik. Sampah-sampah yang tidak dimakan oleh hewan-hewan ini, akan diuraikan oleh jamur.

Menurut butiran-butiran penyusunnya, tanah terdiri atas batu, kerikil, pasir, lumpur, tanah liat, serta debu. Batu kerikil merupakan penyusun tanah yang terbesar ukurannya. Butiran pasir berukuran lebih kecil daripada kerikil. Butiran lumpur lebih kecil daripada pasir dan bercampur dengan air. Butiran tanah liat lebih kecil daripada butiran lumpur. Butiran tanah yang paling kecil adalah debu. Butiran debu ini sangat halus dan ringan sehingga mudah diterbangkan angin.

Tanah yang mengandung banyak debu atau butiran-butiran tanah liat sukar dilalui air. Sebaliknya, tanah yang mengandung banyak pasir mudah dilalui air. Jenis tanah juga dapat berbeda di setiap tempat. Hal ini tergantung pada jenis batuan yang mengalami pelapukan di tempat itu. Jenis tanah dapat dibedakan menjadi tanah berhumus, tanah berpasir, tanah liat, dan tanah berkapur. 

a. Tanah Humus
Tanah berhumus merupakan tanah yang paling subur.

b. Tanah Berpasir
Tanah berpasir mudah dilalui air dan mengandung sedikit bahan organik. Pada umumnya, tanah berpasir tidak begitu subur. Namun, ada tanah berpasir yang subur, misalnya tanah berpasir di sekitar gunung berapi atau sering disebut tanah vulkanik. Hal ini karena adanya abu vulkanik yang mengandung banyak unsur hara. Tanah berpasir memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

c. Tanah Liat
Tanah ini sangat lengket dan mudah dibentuk ketika basah.

d. Tanah Berkapur
Tanah ini mengandung bebatuan. Tanah jenis ini sangat mudah dilalui air dan mengandung sedikit sekali humus. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan tanah mempunyai manfaat yang berbedabeda pula.

Jenis-jenis tanah penting kita ketahui terutama jika anda ingin berkebun. Jenis tanah menentukan tingkat penyerapan air, kandungan mineral tanah, dan kemampuan akar tumbuhan menembus tanah.

Proses dan Faktor-Faktor Pembentukan Tanah Proses dan Faktor-Faktor Pembentukan Tanah Reviewed by Julia Febrianti-Haris Fadhillah on Februari 06, 2017 Rating: 5

2 komentar:

Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.