1. Pengertian
Pengertian pangan menurut UU nomor 18 tahun 2012 adalah segala segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan perikanan, peternakan baik yang di oleh maupun tidak di oleh yang di peruntukan sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia.
Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang Pangan, mengartikan ketahanan pangan sebagai : kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Pengertian mengenai ketahanan pangan tersebut mencakup aspek makro, yaitu tersedianya pangan yang cukup; dan sekaligus aspek mikro, yaitu terpenuhinya kebutuhan pangan setiap rumah tangga untuk menjalani hidup yang sehat dan aktif.
Pada tingkat nasional, ketahanan pangan diartikan sebagai kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan yang cukup, mutu yang layak, aman; dan didasarkan pada optimalisasi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumber daya lokal.
Pengertian pangan menurut UU nomor 18 tahun 2012 adalah segala segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan perikanan, peternakan baik yang di oleh maupun tidak di oleh yang di peruntukan sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia.
Undang-undang No.7 Tahun 1996 tentang Pangan, mengartikan ketahanan pangan sebagai : kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Pengertian mengenai ketahanan pangan tersebut mencakup aspek makro, yaitu tersedianya pangan yang cukup; dan sekaligus aspek mikro, yaitu terpenuhinya kebutuhan pangan setiap rumah tangga untuk menjalani hidup yang sehat dan aktif.
Pada tingkat nasional, ketahanan pangan diartikan sebagai kemampuan suatu bangsa untuk menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan yang cukup, mutu yang layak, aman; dan didasarkan pada optimalisasi pemanfaatan dan berbasis pada keragaman sumber daya lokal.
2. Potensi
& Persebaran Sumber Daya Pertanian, Perkebunan, Perikanan, dan Perternakan
untuk Ketahanan Pangan Nasional
o Potensi & Persebaran Sumber
Daya Pertanian
Pertanian adalah kegiatan
pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan
pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola
lingkungan hidupnya. Persebaran hasil pertanian di Indonesia sebagai
berikut.
No.
|
Hasil Pertanian
|
Daerah Penghasil
|
1.
|
Padi (Beras)
|
Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jawa,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan NTB.
|
2.
|
Jagung
|
Jawa Tengah (Wonosobo, Semarang, Jepara, dan
Rembang), Jawa Timur (Besuki, Madura), dan Sulawesi (Minahasa dan sekitar
danau Tempe).
|
3.
|
Ubi Kayu (Singkong)
|
Sumatera Selatan, Lampung, Madura, Jawa Tengah
(Wonogiri), dan Yogyakarta (Wonosari).
|
4.
|
Kedelai
|
Jawa Tengah (Kedu, Surakarta, Pekalongan, Tegal,
Jepara, Rembang) ), D.I. Yogyakarta, dan Jawa Timur (Jember).
|
5.
|
Kacang Tanah
|
Sumatera Timur, Sumatera Barat, Jawa Tengah
(Surakarta, Semarang, Jepara, Rembang, Pati), Jawa Barat (Cirebon, Priangan),
Bali, dan Nusa Tenggara Barat (Lombok).
|
Agroindustri adalah sebuah kegiatan
yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan
peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. secara eksplisit pengertian
agroindustri dikemukakan oleh Austin (1981) yaitu: perusahaan yang memproses
bahan nabati (tanaman) atau hewani (hewan). Proses yang digunakan mencakup
perubahan pengawetan melalui perlakuan fisik atau kimiawi, penyimpanan,
pengemasan dan distribusi. Produk agroindustri ini dapat merupakan produk akhir
yang siap dikonsumsi atau sebagai produk bahan baku industri lainnya.
o Potensi & Persebaran Sumber
Daya Perkebunan
Perkebunan adalah segala
kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh
lainnya dalam ekosistem yang sesuai; mengolah, dan memasarkan barang dan jasa
hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuandan teknologi,
permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha
perkebunan dan masyarakat. Komoditas perkebunan antara lain.
No.
|
Hasil Perkebunan
|
Daerah Penghasil
|
1.
|
Tebu
|
Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan
Sumatera.
|
2.
|
Tembakau
|
Sumatera Utara (Deli), Sumatera Barat (Payakumbuh),
Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Tengah (Kedu, Temanggung, Parakan,
Wonosobo), dan Jawa Timur (Bojonegoro, Besuki).
|
3.
|
Teh
|
Jawa Barat (Bogor, Sukabumi, Garut), Jawa Tengah
(Pegunungan Dieng, Wonosobo, Temanggung, Pekalongan), Sumatera Utara
(Pematang Siantar), dan Sumatera Barat.
|
4.
|
Kopi
|
Jawa Barat, Jawa Timur (Kediri, Besuki), Sumatera
Selatan (Palembang), Bengkulu, Sumatera Utara (Deli, Tapanuli), Lampung
(Liwa), Sulawesi (Pegunungan Verbeek), Flores (Manggarai).
|
5.
|
Karet
|
D.I. Aceh, Sumatera Utara (Kisaran, Deli, Serdang),
Bengkulu (Rejang Lebong), Jawa Barat, Jawa Tengah (Banyumas, Batang), Jawa
Timur (Kawi, Kelud), dan Kalimantan Selatan (Meratus).
|
6.
|
Kelapa
|
Jawa Barat (Banten, Priangan), Jawa Tengah
(Banyumas), D.I. Yogyakarta, Jawa Timur (Kediri), Sulawesi Utara (Minahasa,
Sangihe, Talaud, Gorontalo), dan Kalimantan Selatan (Meratus).
|
7.
|
Kelapa Sawit
|
D.I. Aceh (P. Simelue), Sumatera Utara (P. Nias, P.
Prayan,Medan, Pematang Siantar).
|
8.
|
Cokelat
|
Jawa Tengah (Salatiga) dan Sulawesi Tenggara.
|
9.
|
Pala
|
Jawa Barat dan Maluku.
|
10.
|
Cengkeh
|
D.I. Aceh, Sumatera Utara (Tapanuli), Jawa Barat
(Banten, Priangan), Jawa Tengah (Banyumas), Sulawesi Utara (Minahasa), dan
Maluku.
|
11.
|
Lada
|
Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan (Palembang, P.
Bangka), dan Kalimantan Barat.
|
12.
|
Vanili
|
Flores (Manggarai, Bajawa), Papua, dan daerah
lainnya di Indonesia.
|
Indonesia merupakan negara
yang kaya akan keragaman flora. Iklimnya sangat cocok untuk tumbuh sebagai
jenis tanaman. Tanaman perkebunan mempunyai peranan penting dalam pembangunan
perekonomian di Indonesia. Pengusahaan berbagai komoditas tanaman ini telah
mampu mendatangkan devisa bagi negara, membuka lapangan kerja dan menjadi
sumber pendapatan penduduk, serta berkontribusi dalam upaya melestarikan
lingkungan. Budidaya perkebunan sudah merupakan kegiatan usaha yang hasilnya
untuk diekspor atau digunakan sebagaibahan baku industri.
o Potensi & Persebaran Sumber
Daya Perikanan
Perikanan adalah kegiatan
manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati
perairan. menurut UU RI no. 9/1985 dan UU RI no. 31/2004, kegiatan yang
termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai
dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Dengan
demikian, perikanan dapat dianggap merupakan usaha agribisnis.
No.
|
Hasil Perikanan
|
Daerah Persebaran
|
1.
|
Budidaya Undang & Bandeng
|
Pantai utara Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
|
2.
|
Penangkapan ikan (Nelayan Tradisional & Modern)
|
Sumatera Timur, Bengkalis untuk jenis ikan terubuk.
Ikan tenggiri, cumi-cumi, udang, rumput laut, dan ikan layang-layang dari
daerah Laut Jawa, Selat Sunda, Pantai Selatan, Selat Bali, Selat Flores, dan
Selat Makasar. Kep. Maluku (Ambon) menghasilkan tiram, mutiara, dan tongkol.
|
Sumber daya laut merupakan
sumber daya yang dapat diperbaharui, namun ada juga yang tidak dapat
diperbaharui. Pemanfaatan sumber daya laut secara terus-menerus dikembangkan,
untuk memenuhi kebutuhan pangan (protein hewani), energi, bahan baku, perluasan
lapangan kerja dan peningkatan pendapatan negara. Penduduk Indonesia yang
bergerak dibidang perikanan laut meliputi penduduk yang menghuni daerah pantai,
90% dari hasil hasil laut berasal dari perikanan rakyat. Selain ikan laut,
perairan Indonesia juga memiliki potensi lain, yaitu sebagai berikut :
- Indonesia sejak dahulu dikenal
dengan mutiaranya, yang di dapat di sekitar Kepulauan Aru.
- Indonesia telah membudidayakan
kerang laut.
- Indonesia kaya akan taman laut,
seperti disekitar Laut Banda dan disebelah utara Sulawesi Utara yang bisa
dikembangkan menjadi daerah wisata laut yang banyak menarik wisatawan domestik
maupun wisatawan asing dan sangat populer untuk pengembangan olahraga menyelam.
- Pada akhir-akhir ini ditemukan
bahwa dasar laut Indonesia di beberapa daerah mengandung minyak bumi. Terdapat
pengeboran lepas pantai seperti di lepas pantai Sumatera, Jawa, Madura dan
beberapa daerah lain.
o Potensi & Persebaran Sumber
Daya Perternakan
Peternakan adalah
kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan
ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut.
No.
|
Hasil Perternakan
|
Wilayah Budidaya
|
1.
|
Ternak Sapi
|
Sumatera (Aceh), Jawa, Madura, Bali, dan NTB (Lombok
& Sumbawa).
|
2.
|
Ternak Kerbau
|
Aceh, Sulawesi, dan Jawa.
|
3.
|
Ternak Kuda
|
Nusa Tenggara Timur (Pulau Sumba) dan Sumatera
Barat.
|
4.
|
Ternak Babi
|
Bali, Maluku, Sulawesi Utara (Minahasa), Sumatera
Utara (Tapanuli), Jawa Barat (Karawang)
|
B. BAHAN
INDUSTRI
1. Pengertian
Industri adalah bidang yang
menggunakan ketrampilan, dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious)
dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi, dan
distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata
rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang
berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan, dan pertambangan
yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah,
yang merupakan basis ekonomi, budaya, dan politik.
Menurut UU No. 5 Tahun 1984
tentang Perindustrian industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan
mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang
dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang
bangun dan perekayasaan industri.
2. Potensi
& Persebaran Sumber Daya untuk Penyediaan Bahan Industri
1. Potensi
Geografis untuk Penyedia Bahan Baku
Posisi Indonesia di sekitar
daerah tropis dengan tingkat curah hujan yang tinggi, dilalui system jalur
pegunungan muda yang aktif, memungkinkan tanahnya subur dan kaya akan barang
barang tambang. Selain barang tambang potensi alam Indonesia yang dimanfaatkan sebagai
bahan baku industri berasal dari:
o Hasil pertanian
Dengan keadaan tanah yang subur dan beriklim tropis, tanah di Indonesia dapat ditanami berbagai macam tanaman. Oleh karena itu, tak heran jika tanah di Indonesia dijadikan penanaman untuk bahan baku industry seperti: kedelai, kacang tanah dsb.
Dengan keadaan tanah yang subur dan beriklim tropis, tanah di Indonesia dapat ditanami berbagai macam tanaman. Oleh karena itu, tak heran jika tanah di Indonesia dijadikan penanaman untuk bahan baku industry seperti: kedelai, kacang tanah dsb.
o Perkebunan
Di Indonesia yang kaya akan alam dan SDA ini, juga terdapat perkebunan-perkebunan yang dijadikan bahan baku industry, antara lain: tebu, karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, teh, cengkih, kapas, cokelat, lada, dan tembakau.
Di Indonesia yang kaya akan alam dan SDA ini, juga terdapat perkebunan-perkebunan yang dijadikan bahan baku industry, antara lain: tebu, karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, teh, cengkih, kapas, cokelat, lada, dan tembakau.
o Hasil hutan
Indonesia memiliki 4 macam hutan, yaitu : hutan hujan tropis, hutan musim, hutan bakau dan savanna. Tak heran, jika Indonesia juga memanfaatkan hasil hutan sebagai bahan baku industry, seperti: kayu, rotan, damar dsb.
Indonesia memiliki 4 macam hutan, yaitu : hutan hujan tropis, hutan musim, hutan bakau dan savanna. Tak heran, jika Indonesia juga memanfaatkan hasil hutan sebagai bahan baku industry, seperti: kayu, rotan, damar dsb.
o Barang tambang
Tak hanya pertanian, perkebunan dan hasil pertanian saja, Indonesia juga memanfaatkan barang tambang untuk bahan baku industri, seperti: minyak bumi, batu bara, timah putih, bijih bauksit, nikel, alumunium, tembaga, bijih mangan, bijih besi, emas, fosfat, belerang, batu gamping, kaolin, pasir kuarsa, feldspar dan mika, intan, serpentin, yodium, asbes, tanah liat, tanah tras dsb.
Tak hanya pertanian, perkebunan dan hasil pertanian saja, Indonesia juga memanfaatkan barang tambang untuk bahan baku industri, seperti: minyak bumi, batu bara, timah putih, bijih bauksit, nikel, alumunium, tembaga, bijih mangan, bijih besi, emas, fosfat, belerang, batu gamping, kaolin, pasir kuarsa, feldspar dan mika, intan, serpentin, yodium, asbes, tanah liat, tanah tras dsb.
C. ENERGI
TERBARU & TERBARUKAN
1. Pengertian
Konsep
energi terbarukan mulai dikenal pada tahun 1970-an, sebagai upaya untuk
mengimbangi pengembangan energi berbahan bakar nuklir dan fosil. Definisi
paling umum adalah sumber energi yang dapat dengan cepat dipulihkan kembali
secara alami, dan prosesnya berkelanjutan. Dengan definisi ini, maka bahan
bakar nuklir dan fosil tidak termasuk di dalamnya.
Dari definisinya, semua
energi terbarukan sudah pasti juga merupakan energi berkelanjutan, karena senantiasa
tersedia di alam dalam waktu yang relatif sangat panjang sehingga tidak perlu
khawatir atau antisipasi akan kehabisan sumbernya. Para pengusung energi
non-nuklir tidak memasukkan tenaga
nuklir sebagai bagian energi berkelanjutan karena persediaan
uranium-235 di alam ada batasnya, katakanlah ratusan tahun. Tetapi, para
penggiat nuklir berargumentasi bahwa nuklir termasuk energi berkelanjutan jika
digunakan sebagai bahan bakar di reaktor pembiak cepat (FBR: Fast
Breeder Reactor) karena cadangan bahan bakar nuklir bisa
"beranak" ratusan hingga ribuan kali lipat.
Di sisi lain para penentang
nuklir cenderung menggunakan istilah "energi berkelanjutan" sebagai
sinonim dari "energi terbarukan" untuk mengeluarkan energi nuklir
dari pembahasan kelompok energi tersebut. Energi terbarukan berasal dari
"proses alam yang berkelanjutan", seperti tenaga
surya, tenaga angin, arus air proses biologi,
dan panas
bumi.
2. Potensi
& Persebaran Sumber Daya untuk Penyediaan Energi Baru & Terbarukan
Energi terbarukan (renewable energy) merupakan
sumber energi alam yang dapat langsung dimanfaatkan dengan bebas. Selain itu,
ketersediaan energi terbarukan ini tak terbatas dan bisa dimanfaatkan secara
terus menerus.
1. Angin
Angin sendiri seringkali dimanfaatkan dalam teknologi
kincir angin, khususnya di negara dengan intensitas angin sangat banyak. Angin
ini nantinya akan mendorong turbin dari kincir angin yang bisa menghasilkan
energi listrik. Pemanfaat energi angin menjadi listrik di Indonesia telah
dilakukan seperti pada Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTBayu) Samas di
Bantul, Yogyakarta.
2. Matahari
Energi matahari atau surya adalah energi terbarukan
yang bersumber dari radiasi sinar dan panas yang dipancarkan matahari. Sumber
energi panas dari matahari juga banyak digunakan untuk berbagai macam
aktivitas, seperti fotosintesis buatan, listrik tenaga surya, menjemur pakaian
dan lain sebagainya. Pembankit Listrik Tenaga Surya yang terdapat di
Indonesia antara lain : PLTS Karangasem (Bali), PLTS Raijua, PLTS Nule, dan
PLTS Solor Barat (NTT)
3. Air Laut
Pasang
Energi gelombang laut atau ombak adalah energi
terbarukan yang bersumber dari dari tekanan naik turunnya gelombang air laut. Indonesia
sebagai negara maritim yang terletak diantara dua samudera berpotensi tinggi
memanfaatkan sumber energi dari gelombang laut. Sayangnya sumber energi
alternatif ini masih dalam taraf pengembangan di Indonesia. Pemanfaatan air
laut pasang atau gelombang dari air laut ini kian dijadikan sebagai sumber
energi terbarukan untuk menghasilkan listrik.
4. Panas Bumi
Energi panas bumi atau geothermal adalah sumber energi
terbarukan berupa energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam
bumi. Energi panas bumi diyakini cukup ekonomis, berlimpah, berkelanjutan, dan
ramah lingkungan. Namun pemanfaatannya masih terkendala pada teknologi
eksploitasi yang hanya dapat menjangkau di sekitar lempeng tektonik. Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dimiliki Indonesia antara lain: PLTP
Sibayak di Sumatera Utara, PLTP Salak (Jawa Barat), PLTP Dieng (Jawa Tengah),
dan PLTP Lahendong (Sulawesi Utara).
5. Tumbuhan
Produk yang dihasilkan dari tanaman atau tumbuhan ini
sebenarnya bisa diolah untuk kebutuhan produk yang lain, misalnya kertas, kayu
bakar hingga produk lainnya yang bisa dimanfaatkan. Akan tetapi, kekurangan
dari energi terbarukan ini adalah bisa mengakibatkan beragam bencana alam
apabila digunakan secara terus menerus tetapi tidak diimbangi dengan
pelestarian tumbuhan tersebut.
6. Biofuel
Biofuel atau bahan bakar hayati adalah sumber energi
terbarukan berupa bahan bakar (baik padat, cair, dan gas) yang dihasilkan dari
bahan-bahan organik. Sumber biofuel adalah tanaman yang
memiliki kandungan gula tinggi (seperti sorgum dan tebu) dan tanaman yang
memiliki kandungan minyak nabati tinggi (seperti jarak, ganggang, dan kelapa
sawit).
7. Air
Selain air laut pasang, energi air juga energi
alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil. Sumber
energi yang satu ini didapatkan dengan memanfaatkan energi potensial dan energi
kinetik yang dimiliki oleh air Di Indonesia sendiri sudah terdapat puluhan PLTA
untuk menghemat sumber daya tak terbarukan.
8. Biomassa
Biomassa adalah jenis energi terbarukan yang mengacu
pada bahan biologis yang berasal dari organisme yang hidup atau belum lama
mati. Sumber biomassa antara lain bahan bakar kayu, limbah dan alkohol.
Pembangkit listrik biomassa di Indonesia seperti PLTBM Pulubala di Gorontalo
yang memanfaatkan tongkol jagung.
D. Pengelolaan
Sumber Daya dalam Penyediaan Bahan Pangan, Industri, dan Energi Terbaru maupun
Terbarukan Di Indonesia
1. Pengelolaan
dalam Ketahanan Pangan
o Strategi Dalam Pembangunan
Ketahanan Pangan
a. Peningkatan
kapasitas produksi pangan nasional secara berkelanjutan melalui intensifikasi,
ekstensifikasi dan diversifikasi.
b. Revitalisasi
industri hulu produksi pangan (Benih, pupuk, pestisida, alat dan mesin
pertanian)
c. Revitalisasi
Industri Pasca Panen dan Pengelolaan Pangan
d. Revitalisasi dan
Restrukturisasi kelembagaan pangan yang ada: Kopersasi, UKM, dan lumbung desa.
e. Pengembangan
kebijakan yang kondusif untuk terciptanya kemandirian pangan yang melindungi
pelaku bisnis pangan dari hulu hingga hilir meliputi penerapan Teknikal
Barrier for Trade (TBT) pada produk pangan, insentif, alokasi kredit,
dan harmonisasi tarif bea masuk, pajak resmi dan tak resmi.
o Sistem Ketahanan Pangan
a. Sistem
Ketersediaan (Food Availability), yaitu ketersediaan pangan dalam jumlah
yang cukup aman dan bergizi untuk semua orang dalam suatu negara baik yang
berasal dari produksi sendiri, impor, cadangan pangan maupun bantuan pangan.
Ketersediaan pangan ini harus mampu mencukupi pangan yang didefinisikan sebagai
jumlah kalori yang dibutuhkan untuk kehidupan yang aktif dan sehat.
b. Akses Pangan (Food
Access), yaitu kemampuan semua rumah tangga dan individu dengan sumber daya
yang dimilikinya untuk memperoleh pangan yang cukup untuk kebutuhan gizinya
yang dapat diperoleh dari produksi pangannya sendiri, pembelian ataupun melalui
bantuan pangan. Akses rumah tangga dan individu terdiri dari akses ekonomi,
fisik dan sosial. Akses ekonomi tergantung pada pendapatan, kesempatan kerja
dan harga. Akses fisik menyangkut tingkat isolasi daerah (sarana dan prasarana
distribusi), sedangkan akses sosial menyangkut tentang preferensi pangan.
c. Penyerapan
Pangan (Food Utilization), yaitu penggunaan pangan untuk kebutuhan hidup
sehat yang meliputi kebutuhan energi, gizi, air dan kesehatan lingkungan.
Efektifitas dari penyerapan pangan tergantung pada pengetahuan rumah
tangga/individu, sanitasi dan ketersediaan air, fasilitas dan layanan
kesehatan, serta penyuluhan gizi dan pemeliharaan balita.
o Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Ketahanan Pangan
a. Lahan, merupakan
faktor penting dalam penyediaan sumber pangan, terutama yang terkait sumber
pangan hasil budi daya pertanian dan perkebunan. Semakin luas lahan potensial
yang digunakan untuk mengusahakan tanaman pangan, semakin baik ketahanan pangan
di suatu negara.
b. Iklim dan Cuaca,
Indonesia memeiliki dua musim yaitu kemarau dan penghujan, musim ini sangat
berpengaruh terhadap hasil dan produksi pertanian. Demikian juga dengan keadaan
pengaruh dari fenomena El Nino (musim kemarau yang berkepanjangan) dan La Nina
(meningkatnya curah hujan sehingga menyebabkan banjir), walaupun ini tidak
terjadi di semua wilayah Indonesia, anamun berdampak juga pada hasil pertanian.
c. Teknologi,
semakin tinggi teknologi yang dimiliki, maka akan semakin mudah dalam melakukan
proses produksi maupun meningkatkan hasil produksi di suatu wilayah atau
negara. Contoh : Penggunaan mesin traktor untuk mengolah lahan, penggunaan GPS
untuk nelayan, penggunaan bibit bioteknologi untuk mempercepat pertumbuhan dan
hasil tanam dan hydrophonik untuk penanaman di wilayah yang sempit.
d. Infrastruktur,
ketersediaan infrastruktur yang memadai baik di darat, laut maupun udara akan
mempercepat proses distribusi dari satu wilayah ke wilayah yang lain. Hal ini
akan meningkatkan ketahanan pangan baik secara lokal maupun nasional di wilayah
Indonesia ( negara dengan wilayah kepulauan).
2. Pengelolaan
dalam Industri
a. Bidang industri
dibedakan menjadi dua, yaitu:
o Industri barang, merupakan usaha
mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Kegiatan
industri ini menghasilkan berbagai jenis barang, seperti pakaian, sepatu,
mobil, sepeda motor, pupuk, dan obat-obatan.
o Industri jasa, merupakan kegiatan
ekonomi yang dengan cara memberikan pelayanan jasa. Contohnya, jasa
transportasi seperti angkutan bus, kereta api, penerbangan, dan pelayaran.
Perusahaan jasa ada juga yang membantu proses produksi. Contohnya, jasa bank
dan pergudangan. Pelayanan jasa ada yang langsung ditujukan kepada para
konsumen. Contohnya asuransi, kesehatan, penjahit, pengacara, salon kecantikan,
dan tukang cukur.
b. Macam-Macam
Bahan Industri
Bahan-bahan industri yang biasa dipakai atau ditemukan
di indonesia adalah Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui (Reneable),
Sumber Daya Alam yang tidak dapat di perbaharui (Unreneable).
o Bahan mentah, semua bahan yang
didapat dari sumber daya alam dan/atau yang diperoleh dari usaha manusia untuk
dimanfaatkan lebih lanjut (Contoh: Kapas untuk industri tekstil, batu kapur
untuk industri semen, biji besi untuk industri besi dan baja).
o Bahan baku industri, bahan mentah
yang diolah atau tidak diolah dan dapat dimanfaatkan sebagai sarana produksi
dalam industri (Contoh: Lembaran besi atau baja untuk industri pipa, kawat,
konstruksi jembatan, seng, tiang telpon, benang adalah kapas yang telah
dipintal untuk industri garmen (tekstil), minyak kelapa, bahan baku industri
margarine).
o Barang setengah jadi, bahan mentah
atau bahan baku yang telah mengalami satu atau beberapa tahap proses industri
yang dapat diproses lebih lanjut menjadi barang jadi (Contoh: Kain dibuat untuk
industri pakaian, kayu olahan untuk industri mebel dan kertas untuk
barang-barang cetakan).
o Barang jadi, barang hasil industri
yang sudah siap pakai untuk konsumsi akhir ataupun siap pakai sebagai alat
produksi, misalnya industri pakaian, mebel, semen, dan bahan bakar.
c. Dampak
Pembangunan Industri
o Dampak positif: terbukanya lapangan
kerja, terpenuhinya berbagai kebutuhan masyarakat, Pendapatan/kesejahteraan
masyarakat meningkat, menghemat devisa negara, mendorong untuk berfikir maju
bagi masyarakat, terbukanya usaha-usaha lain di luar bidang industry, dan
penundaan usia nikah.
o Dampak negative: terjadi pencemaran
lingkungan, konsumerisme, hilangnya kepribadian masyarakat, terjadinya
peralihan mata pencaharian, terjadinya urbanisasi di kota-kota, terjadinya
permukiman kumuh di kota-kota.
d. Faktor Pendukung
& Penghambat
o Faktor pendukung: Indonesia kaya
bahan mentah, jumlah tenaga kerja tersedia cukup banyak, tersedia pasar dalam
negeri yang banyak, iklim usaha yang menguntungkan untuk orientasi kegiatan
industry, tersedia berbagai sarana maupun prasarana untuk industry, stabilitas
politik yang semakin mantap, banyak melakukan berbagai kerjasama dengan
negara-negara lain dalam hal permodalan, alih teknologi, letak geografis
Indonesia yang menguntungkan, kebijaksanaan pemerintah yang menguntungkan,
kersedia sumber tenagalistrik yang cukup.
o Faktor penghambat: penguasaan
teknologi masih perlu ditingkatkan, mutu barang yang dihasilkan masih kalah
bersaing dengan negara-negara lain, promosi di pasar internasional masih sangat
sedikit dilakukan, jenis-jenis barang tertentu bahan bakunya masih sangat
tergantung dengan negara lain, sarana dan prasarana yang dibutuhkan belum
merata di seluruh Indonesia, modal yang dimiliki masih relatif kecil
e. Klasifikasi
Industri
Ø Jenis-Jenis Industri berdasarkan Bahan
Baku
o Industri ekstraktif, adalah
industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar. Contoh: pertanian,
perkebunan, perhutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, dan lain lain.
o Industri nonekstaktif, adalah
industri yang bahan baku didapat dari tempat lain selain alam sekitar.
o Industri fasilitatif, adalah
industri yang produk utamanya adalah berbentuk jasa yang dijual kepada para
konsumennya. Contoh: Asuransi, perbankan, transportasi, ekspedisi, dan lain
sebagainya.
Ø Jenis-Jenis Industri berdasarkan
berdasarkan Ukuran Modal
o Industri padat modal, adalah
industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk kegiatan
operasional maupun pembangunannya.
o Industri padat karya, adalah
industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau
pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.
Ø Jenis-Jenis Industri berdasarkan
Penjenisannya
Berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986
Berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986
o Industri Kimia Dasar (Seperti
industri semen, obat-obatan, kertas, pupuk)
o Industri Mesin dan Logam Dasar
(seperti industri pesawat terbang, kendaraan, tekstil)
o Industri Kecil (seperti industri
roti, kompor minyak, makanan ringan, minyak goreng curah)
o Aneka industry (seperti industri
pakaian, industri makanan dan minuman)
Ø Jenis-Jenis Industri berdasarkan Jumlah
Tenaga Kerja
o Industri rumah tangga, tenaga kerja
berjumlah antara 1-4 orang.
o Industri kecil, tenaga kerja
berjumlah antara 5-19 orang.
o Industri sedang atau industri
menengah, tenaga kerja berjumlah antara 20-99 orang.
o Industri besar, tenaga kerja
berjumlah antara 100 orang atau lebih.
Ø Jenis-Jenis Industri berdasarkan
Pemilihan Lokasi
o Industri yang berorientasi atau
menitikberatkan pada pasar (market oriented industry), adalah industri
yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen. Industri jenis ini
akan mendekati kantong-kantong di mana konsumen potensial berada.
o Industri yang berorientasi atau
menitikberatkan pada tenaga kerja (man power oriented industry), adalah
industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk karena bisanya
jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja untuk lebih efektif dan
efisien.
o Industri yang berorientasi atau
menitikberatkan pada bahan baku (supply oriented industry), adalah jenis
industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk memangkas biaya
transportasi yang besar.
Ø Jenis-Jenis Industri berdasarkan
Produktifitas Perorangan
o Industri primer, adalah industri
yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah
terlebih dahulu (Produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan).
o Industri sekunder, adalah industri
yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan barang-barang untuk diolah
kembali. (Benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya).
o Industri tersier, adalah industri
yang produknya berupa layanan jasa (telekomunikasi, transportasi, perawatan
kesehatan).
3. Pengelolaan
Dalam Energi Terbarukan
o Tenaga Surya
Indonesia memiliki potensi energi
surya yang cukup besar mengingat letak geografisnya yang berada pada daerah
tropis. Berdasarkan data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di
Indonesia, radiasi surya di Indonesia untuk Kawasan Barat Indonesia (KBI)
mencapai 4,5kWh/m 2/hari dengan variasi bulanan sekitar 10%; untuk Kawasan
Timur Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kWh/m 2/hari dengan variasi bulanan sekitar
9%. Penyediaan energi surya di Indonesia, telah diterapkan pengembangannya
yaitu pengembangan energi surya forovoltaik dan energi surya termal. Namun,
karena kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau terpencil yang
sangat sulit terjangkau oleh jaringan listrik yang menggunakan tenaga surya.
Serta tingginya biaya modul surya yang masih menjadi komponen utama teknologi
energi surya fotovoltaik untuk diterapkan di Indonesia. Oleh sebab itu, pada
energi surya ini yang memiliki peran penting sebagai sumber tenaga listrik.
o Panas bumi
Indonesia memiliki sumber
energi panas bumi terbesar didunia (40% dunia) karena sepanjang jalur gunung
api aktif mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, dan
Maluku serta merupakan potensi panas bumi terbesar di dunia. Namun,
pemanfaatannya yang masih belum optimal. Pemanfaatan energi panas bumi untuk
pembangkitan tenaga listrik, saat ini masih sangat kecil dibandingkan dengan
pontensi sumber daya dan cadangan yang ada, yaitu baru mencapai 1,189 MW atau
sebesar 4% dari potensi yang ada (Luluk, 2011) Berbagai inisiatif untuk
mengembangkan energi terbarukan yang ditujukan pada eksplotasi panas bumi
dimana Indonesia pada tahun lalu menandatangani perjanjian kerjasamanya dengan
pemerintah Selandia Baru, dimana pemerintah Selandia Baru telah aktif dalam
mengembangkan energi panas bumi yang telah berkontribusi hingga 70%. Sejumlah
investor pun baru-baru ini telah memasuki sektor dalam mengelola energi panas
bumi, diantaranya Jepang dan India. Berdasarkan Kebijakan Energi Nasional telah
mentargetkan sebesar 9.500 MW pada tahun 2025 dari pembangkit listrik dari
panas bumi.
o Biofuel
Indonesia memiliki potensi
untuk menjadi pusat produksi biofuel, misalnya pada cadangan biomass yang besar
dari industry pertanian termasuk gula, karet, dan minyak sawit. Walaupun pada
saat ini masih banyak sumber biofuel kita diekspor karena kualitas makanan yang
tinggi. Bioetanol Bioetanol telah menjadi rencana Indonesia untuk mengurangi
impor energi dan meningkatkan standar kualitas udara.
o Energi Angin
Berdasarkan proyek pengalaman
yang dilakukan oleh Pemerintah Denmark pada tahun 1991 yang memanfaatkan energi
terbarukan pada perkembangan energi angin dan energi matahari. Langkah-langkah
yang dirilis oleh Pemerintah Denmark sebagai langkah penting dalam menuju masa
depan yang ramah lingkungan, serta memiliki banyak pasokan energi berkelanjutan
yang saat ini telah diterapkan oleh Danish political thingking and priorities dan
diterima oleh penduduk dan industri di Denmark. Jadi, dengan memanfaatkan
tenaga angin lepas pantai sebagai era pasar baru yang masih menjadi dekade pada
saat ini.
o Biomass dan pengolahan biogas
Saat ini, 85.5% sisa biomas
datang dari industri kelapa sawit, seperti yang ditunjukkan dalam pohon ara.
Sumber-sumber biomass berbeda-beda dari buah kue, serat-serat kosong, kerang
palm koper itu yang masing-masing berisi berbagai tingkat energi dan jumlah
potensinya. Kelapa sawit telah berpotensi yang sangat baik dalam memproduksi
energi alternatif karena calorific berisi. Dengan 50% efisiensi, biomass dari
kelapa dapat menghasilkan 8 Mtoe energi, dan dapat menyimpan RM 7,5 milyar per
tahun dari minyak mentah. Pada tahun 2007, untuk setiap hektar 4.3 juta hektar
perkebunan kelapa sawit, sekitar 50-70 ton sisa biomas dihasilkan. Selain itu,
kelapa sawit limbah pertanian lainnya seperti bagasse, tebu, sekam dan nasi
sisa limbah kayu juga memberikan kontribusi untuk total sisa biomas. Pada Bulan
Juli 2009, total 39 MW adalah di bawah dan konstruksi diperkirakan kemungkinan
adalah 1340 MW pada tahun 2030.
Di Malaysia, biogas sering
dihasilkan di bawah kondisi anaerobik menggunakan fasilitas manajemen limbah.
Konten energi biogas adalah terutama bergantung pada metana konten. Berdasarkan
studi pada Clean Development Mechanism (CDM) kemungkinan dalam
sektor limbah, ditemukan bahwa potensi yang paling adalah degradasi anaerobik
di mana terjadi dalam tingkat kota praja pengurukan dan POME tambak udang.
Potensi dengan ukuran yang relatif dan pemulihan kuasa dan potensi panas untuk
layak proyek-proyek yang disajikan. Pada Bulan Juli 2009, total 4,45 MW adalah
di bawah potensi dan konstruksi biogas oleh 2028 adalah 410 MW.
Secara keseluruhan, sektor
gas alam dan energi terbarukan memiliki potensi pengembangan yang luar biasa.
Langkah-langkah tersebut harus didukung oleh semua kalangan pihak, tidak hanya
pertamina, pemerintah, stakeholders, ataupun perguruan tinggi di indonesia.
Namun, hal tersebut diperlukan upaya partisipasi masyakakat bangsa indonesia
demi masa depan energi baru dan terbarukan. Dengan mengurangi ketergantungan
terhadap minyak, lakukan gerakan hemat energi dengan mengembangkan sektor gas
alam dan gas nonkonvensional serta mendiversifikasi energi-energi terbarukan
dengan percepatan rencana untuk mengeksplorasi sumber-sumber energi terbarukan.
RANGKUMAN MATERI KETAHANAN PANGAN
Reviewed by Julia Febrianti-Haris Fadhillah
on
Oktober 07, 2017
Rating:
BalasHapusThank uu
BalasHapus