Bentuk Lahan Asal Denudasional

Denudasi berasal dari kata dasar nude yang berarti telanjang, sehingga denudasi berarti proses penelanjangan permukaan bumi. Denudasi cendurung akan menurunkan bagian permukaan bumi yang positif hingga mencapai bentuk permukaan bumi yang hamper datar membentuk dataran nyaris (pineplain).

Denudasi meliputi dua proses utama yaitu Pelapukan dan perpindahan material dari bagian lereng atas ke lereng bawah oleh proses erosi dan gerak massa batuan (masswashting).

Pelapukan
            Pelapukan adalah proses berubahnya sifat fisik dan kimia batuan di permukaan dan atau dekat permukaan bumi tanpa di sertai perpindahan material. Pelapukan dapat dibagi manjadi pelapukan fisik, dan pelapukan biotic. Pelapukan fisik merupakan proses pecahnya batuan menjadi ukuran yang lebih kecil tanpa diikuti oleh perubahan komposisi kimia batuan. Perubahan kimia merupakan proses berubahnya komposisi kimia batuan sehingga menghasilkan mineral sekunder.

            Factor pengontrol pelapukan adalah batuan induk, aktivitas organism, topografi, dan iklim. Didalam evolusi bentanglahan yang menghasilkan bentuklahan dedasuonal M. W. Davis mengemukakan adanya 3 faktor yang mempengaruhi perkembangan bentuklahan struktur geologi, proses geomorfologi, waktu. Dengan adanya factor tersebut maka dalam evolusinya, bentuklahan melewati beberapa stadium ; stadium muda, stadium dewasa, stadium tua.

Banyak klasifikasi gerak massa batuan tetapi semuanya dapat diklasifikasikan berdasarkan tipe gerakannya

a. Gerakan lambat
Tipe ini disebut tipe rayapan ; (rayapan tanah, rayapan batuan, rayapan batuan gletsyer, dan solifluction.

b. Gerakan cepat
Tipe ini dosebut tipe aliran ; (aliran lumpur , aliran tanah

c. Gerakan sangat cepat
Tipe gerakan ini disebut longsorlahan (landslide) yang terdiri dari Jatuh bebas : rock-fall, earth-fall Longsoran : rockslide, earthslide, debrisslide

d. Terban
Jatuhnya material batuan secara vertical tanpa adanya gerakan horizontal.

Bentukan lahan asal denudasional
1. Pegunungan denudasional
2. Perbukitan denidasional
3. Perbukitan terisolasi
4. Nyaris dataran
5. Lereng kaki
6. Gabungan kipas kolluvial
7. Dinding terjal
8. Rombakan kaki lereng
9. Lahan rusak
10. Daerah dengan gerak massa
11. Keruvut talus
12. Monadnock

Proses denudasi merupakan proses yang cenderung mengubah bentuk permukaan bumi yang disebut dengan proses penelanjangan. Proses yang utama adalah degradasi berupa pelapukan yang memproduksi regolit dan saprolit serta proses erosi, pengangkutan dan gerakan massa. Proses ini lebih sering terjadi pada satuan perbukitan dengan material mudah lapuk dan tak berstruktur. Proses degradasi menyebabkan agradasi pada lerengkaki perbukitan menghasilkan endapan koluvial dengan material tercampur. Kadang proses denudasional terjadi pula pada perbukitan struktur dengan tingkat pelapukan tinggi, sehingga disebut satuan struktural denudasional.

            Proses denudasional sangat dipengaruhi oleh tipe material (mudah lapuk), kemiringan lereng, curah hujan dan suhu udara serta sinar matahari, dan aliran-aliran yang relatif tidak kontinyu. Karakteristik yang terlihat di foto udara, umumnya topografi agak kasar sampai kasar tergantung tingkat dedudasinya, relief agak miring sampai miring, pola tidak teratur, banyak lembah-lembah kering dan erosi lereng/back erosion, penggunaan lahan tegalan atau kebun campuran dan proses geomorfologi selalu meninggalkan bekas di lereng-lereng bukit dan terjadi akumulasi di kaki lereng, serta kenampakan longsor lahan lebih sering dijumpai.

            Proses denudasional (penelanjangan) merupakan kesatuan dari proses pelapukan gerakan tanah erosi dan kemudian diakhiri proses pengendapan. Semua proses pada batuan baik secara fisik maupun kimia dan biologi sehingga batuan menjadi desintegrasi dan dekomposisi. Batuan yang lapuk menjadi soil yang berupa fragmen, kemudian oleh aktifitas erosi soil dan abrasi, tersangkut ke daerah yang lebih landai menuju lereng yang kemudian terendapkan.
Pada bentuk lahan asal denudasional, maka parameter utamanya adalah erosi atau tingkat. Derajat erosi ditentukan oleh : jenis batuannya, vegetasi, dan relief.

            Denudasi adalah kumpulan proses yang mana, jika dilanjutkan cukup jauh, akan mengurangi semua ketidaksamaan permukaan bumi menjadi tingkat dasar seragam. Dalam hal ini, proses yang utama adalah degradasi, pelapukan, dan pelepasan material, pelapukan material permukaan bumi yang disebabkan oleh berbagai proses erosi dan gerakan tanah. Kebalikan dari degradasi adalah agradasi, yaitu berbagai proses eksogenik yang menyebabkab bertambahnya elevasi permukaan bumi karena proses pengendapan material hasil proses degradasi.

Proses yang mendorong terjadinya degradasi dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :
1. Pelapukan, produk dari regolith dan saprolite ( bahan rombakan dan tanah)
2. Transport, yaitu proses perpindahan bahan rombakan terlarut dan tidak terlarut karena erosi dan gerakan tanah.

PELAPUKAN
            Pelapukan merupakan proses perubahan keadaan fisik dan kimia suatu batuan pada atau dekat dengan permukaan bumi [tidak termasuk erosi dan pengangkutan hasil perubahan itu]. Ketika batuan tersingkap, mereka akan menjadi subjek dari semua hasil proses  pemisahan / dekomposisi batuan insitu.
            Pemisahan batuan umumnya disebabkan karena pengaruh kimia, fisika, organisme, ataupun kombinasi dari ketiganya.
Tipe proses pelapukan pada kenyataan dan tingkat aktivitasnya dipengauhi oleh :
a. Sort / pemilahan
b. Iklim
c. Topografi / morfologi
d. Proses geomorfologi
e. Vegetasi dan tata guna lahan

            Pada iklim lembab dan hangat, yang dominan adalah pelapukan kimia. Pada kondisi iklim kering pada musim baik kemarau maupun penghujan, akan didominasi pelapukan fisika yang merata. Sedangkan pada zona iklim dimana temperatur dan kelembaban dapat mendukung kehidupan organisme, pelapukan biologilah yang mendominasi.

GERAKAN TANAH
            Gerakan tanah adalah perpindahan massa tanah atau batuan pada arah tegak, datar, atau miring dari kedudukannya semula, yang terjadi bila ada gangguan kesetimbangan pada saat itu.
Ada empat jenis utama gerakan massa :
1. Falls [runtuhan]
Ada 3 macam, yaitu :

Runtuhan batuan
Suatu massa batuan yang jatuh ke bawah karena terlepas dari batuan induknya. Terjadi pada tebing – tebing yang terjal. Gerakannya ekstrim cepat.
Runtuhan tanah
Seperti pada runtuhan batuan, hanya saja yang jatuh ke bawah berupa massa tanah. Gerakannya sangat cepat.
Runtuhan bahan rombakan
Seperti pada runtuhan batuan, hanya saja yang jatuh ke bawah berupa massa bahan tombakan. Gerakannya sangat cepat.

2. Slides [longsoran]
Ada 4 macam, yaitu :
Nendatan [slump]
Gerakan yang terputus – putus atau tersendat – sendat dari massa tanah atau batuan ke arah bawah dalam jarak yang relatif pendek, melalui bidang lengkung dengan kecepatan ekstrim lambat sampai agak cepat. Pada umumnya, sesuai dengan prosesnya yang terputus – putus, sehingga mempunyai lebih dari satu bidang longsor yang kurang lebih sejajr atau searah satu sama lain.
Blok glidev
Gerakan turun ke bawah dari massa tanah atau batuan yang berupa blok dengan kecepatan lambat sampai agak cepat. Blok yang turun dapat disebabkan atau dibatasi oleh kekar, sesar.
Longsoran batuan
Gerakan massa batuan ke arah bawah yang biasanya melalui bidang perlapisan, rekahan – rekahan, bidang sesar. Dalam hal ini kemiringan lereng searah dengan kemiringan perlapisan batuan. Lapisan batuan yang dapat bertindak sebagai bidang longsor adalah batuan yang berukuran sangat halus [lempung, tuf – halus, napal, dsb]. Kecepatan gerakan amat lambat sampai cepat.
Longsoran bahan rombakan
Gerakan massa tanah atau hasil pelapukan batuan melalui bidang longsor yang relatif turun secara meluncur atau menggelinding. Bidang longsor merupakan bidang batas antara tanah dengan batuan induknya.

3. Flows [aliran]
Ada 6 macam, yaitu :
Aliran tanah
Gerakan dari massa tanah secara mengalir dengan kecepatan lambat sampai cepat. Material [massa] tanah yang sangat plastis biasanya dengan kecepatan lambat – cepat dan lumpur dengan kecepatan sangat cepat sehingga ada yang disebut aliran tanah lambat dan aliran tanah cepat. Disini faktor kandungan air sangat penting.
Aliran fragmen batuan
Gerakan secara mengalir dari massa batuan yang berupa fragmen – fragmen dengan kecepatan ekstrim cepat dan kering. Macam aliran fragmen batuan, misalnya rockfall avalenche. Massa yang bergerak sangat luas baik berupa runtuhan batuan atau longsoran batuan dengan kecepatan ekstrim cepat.
Sand run
Gerakan dari massa pasir secara mengalir dengan kecepatan cepat sampai sangat cepat dalam keadaan kering.
Loess flow [dry]
Aliran loess kering, massa yang mengalir berupa loes yang sangat kering. Biasanya disebabkan oleh gempa bumi. Kecepatan aliran ekstrim cepat.
Debris avalanche
Gerakan bahan rombakan dalam keadaan agak basah dengan kecepatan sangat cepat sampai ekstrim cepat. Kalau keadaannya basah disebut debris flow [aliran bahan rombakan].
Sand flow dan Silt flow
Seperti pada sand run, hanya di sini dalam keadaan basah. Jika material yang mengalir berupa pasir disebut aliran pasir, sedangkan kalau berupa lumpur disebut aliran batu lumpur. Kecepatan aliran cepat sampai sangat cepat.

4. Kompleks
Merupakan gabungan dari berbagai macam gerakan tanah, biasanya satu macam gerakan tanah lalu diikuti oleh macam gerakan tanah yang lain.
Gerakan tanah yang lain yaitu :
Creepv
Aliran massa tanah [batuan] yang ekstrim lambat, tidak dapat dilihat, hanya akibatnya akan tampak seperti tiang listrik, pohon bengkok. Contoh : rock creep, soil creep, talus creep.
Amblesanv
Gerakan ke arah bawah yang relatif tegak lurus, yang menyangkut material permukaan tanah atau batuan tanpa gerakan ke arah mendatardan tidak ada sisi yang bebas. Dapat disebabkan karena terlampau berat beban dan daya dukung tanah kecil. Juga bisa karena pemompaan air tanah jauh melampaui batas, sehingga pori – pori yang tadinya terisi oleh air tanah akan mampat.

Dirangkum dari :
‎https://googleweblight.com/?lite_url=https://lutfiardiansyahsaputra.wordpress.com/2013/04/03/bentuk-lahan-asal-denudasional/&ei=Hdyq-CmN&lc=en-ID&s=1&m=6&host=www.google.co.id&ts=1515597442&sig=AOyes_TFeP2PBz6_-hFCZTNvXRDbCodgRQ

Bentuk Lahan Asal Denudasional Bentuk Lahan Asal Denudasional Reviewed by Julia Febrianti-Haris Fadhillah on Januari 10, 2018 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.