10 RUKUN BAIAH (ARKANUL BAIAH)

10 RUKUN BAIAH (ARKANUL BAIAH)


Rukun bai'at kita ada sepuluh, hafalkanlah: fahm (pemahaman), ikhlas, amal (aktivitas), jihad, tadhiyah (pengorbanan), taat (kepatuhan), tsabat (keteguhan), tajarrud (kemurnian), ukhuwwah, dan tsiqah (kepercayaan).


FAHM

Wahai saudaraku yang tulus ... ! Yang saya maksud dengan fahm (pemahaman) adalah bahwa engkau yakin bahwa fikrah kita adalah 'fikrah islamiyah yang bersih'. Hendaknya engkau memahami Islam, sebagaimana kami memahaminya dalam batas-batas ushul al-'isyrin (20 prinsip) yang sangat ringkas ini.

IKHLAS

Yang kami kehendaki dengan ikhlas adalah bahwa seorang al-akh muslim dalam setiap kata-kata, aktivitas, dan jihadnya, semua harus dimaksudkan semata-mata untuk mencari ridha Allah dan pahala-Nya, tanpa mempertimbangkan aspek kekayaan, penampilan, pangkat, gelar, kemajuan, atau keterbelakangan.
Dengan itulah, ia menjadi tentara fikrah dan aqidah, bukan tentara kepentingan dan ambisi pribadi. Katakanlah, 'Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, adalah karena Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu baginya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku.' (Al-An'am: 162-1630)

Dengan demikian, pahamlah saudaraku muslim makna slogan abadinya; Allah tujuan kami, Allah mahaBesar, segala puji bagi-Nya.

AMAL

Yang saya maksud dengan amal (aktivitas) adalah bahwa ia merupakan buah dari ilmu dan keikhlasan. Dan katakanlah, 'Bekerjalah kamu, makaAllah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang ghailb dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan,' (At-Taubah: 105)

Adapun tingkatan amal yang dituntut dari seorang akh yang tulus adalah 7 tingkatan amal.

JIHAD

Yang saya maksud dengan jihad adalah sebuah kewajiban yang tetap hukumnya hingga hari kiamat. ini merupakan kandungan dari apa yang disabdakan Rasulullah ra., Barangsiapa mati sementara ia belum pernah berperang atau berniat untuk berperang, ia mati dalam keadaan jahiliyah.

Peringkat pertama jihad adalah pengingkaran dengan hati, dari peringkat terakhirnya adalah perang di jalan Allah. Sedangkan antara keduanya terdapat jihad dengan lisan, pena, tangan, dan kata-kata yang benar dihadapan penguasa yang zhalim.

Tidaklah menjadi hidup, kecuali dengan jihad. Kadar ketinggian dakwah dan keluasan bentangan ufuknya adalah penentu bagi sejauhmana keagungan jihad di jalannya dan sejauh mana pula harga yang harus ditebus untuk mendukungnya. Sedangkan keagungan pahalanya diberikan kepada para mujahid.

Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benar. (Al-Hajj: 78) Dengan demikian engkau telah mengerti slogan abadimu: jihad adalah jalan kami.

TADHHIYAH

Yang saya maksud dengan tadhhiyah (pengorbanan) adalah pengorbanan jiwa harta, waktu, kehidupan, dan segala sesuatu yang dipunyai oleh seseorang untuk meraih tujuan. Tidak ada perjuangan didunia ini, kecuali harus disertai dengan pengorbanan. Demi fikrah kita, janganlah engkau mempersempit pengorbanan, karena sungguh ia memiliki balasan yang agung dan pahala yang indah.

Barangsiapa bersantai-santai saja ketika bersama kami, maka ia berdosa. Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang beriman, diri dan harta mereka. (At-Taubah: 111)

Katakanlah, 'Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatir kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasulnya, dan dari berjihad di jalan-nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.' Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (At-Taubah: 24)

Jika engkau semua taat, niscaya Allah memberimu balasan yang baik. Dengan demikian, engkau telah mengetahui makna slogan abadimu: gugur dijalan Allah adalah setinggi-tinggi cita-cita kami.

TAAT

Yang saya kehendaki dengan taat (kepatuhan) adalah menjalankan perintah dan merealisasikannya dengan serta merta, baik dalam keadaan sulit maupun mudah, saat bersemangat maupun malas.

Demikian itu karena ada 3 tahapan dakwah yang harus diamalkan.

TSABAT

Yang saya kehendaki dengan tsabat (keteguhan) adalah bahwa seorang akh hendaknya senantiasa bekerja sebagai mujahid di jalan yang mengantarkan pada tujuan, betapa pun jauh jangkauannya dan lama waktunya, sehingga bertemu dengan Allah dalam keadaan demikian, sedangkan ia telah berhasil mendapatkan salah satu dari dua kebaikan: meraih kemenangan atau syahid di jalan-Nya.

Di antara orang-orang beriman itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjilkan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya), (Al-Ahzab: 23)

Waktu bagi kita adalah bagian dari solusi. Sedangkan jalan yang akan kami tempuh ini lama masanya, panjang tahapannya, dan banyak tantangannya. Namun, dialah satusatunya jalan yang dapat mengantarkan kepada tujuan dengan janji imbalan yang besar dan pahala yang indah.

Itu semua karena setiap sarana dakwahkita -yang berjumlah enam macam- membutuhkan kesiapan yang baik, penetapan waktu yang tepat, dan pelaksanaan yang cermat. Semua itu sangat dipengaruhi oleh waktu. Mereka berkata, 'Kapan itu (akan terjadi)? 'Katakanlah,' Mudah-mudahan waktu berbangkit itu dekat. (Al-isra': 51)

TAJARRUD

Yang saya maksud dengan tajarrud(kemurnian) adalah bahwa engkau harus membersihkan pola pikirmu dari berbagai prinsip nilai lain dan pengaruh individu, karena ia adalah setinggi-tinggi dan selengkap-lengkap fikrah. Shibghah Allah Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah? (AlBaqarah: 138)

Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia ketika mereka berkata kepada kaum mereka, 'Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.' (AlMumtahanah: 4).

Manusia, dalam pandangan akh yang tulus adalah salah satu dari enam golongan: muslim yang pejuang, muslim yang duduk-duduk, muslim pendosa, dzimmiatau muahid (orang kafir yang terikat oleh perjanjian damai), muhayid (orang kafir yang dilindungi), atau muharib (orang kafir yang memerangi). Masing-masing dari mereka memiliki hukumnya sendiri dalam timbangan Islam. Dalam batas-batas inilah individu atau lembaga ditimbang; berhakkah ia mendapatkan loyalitas atau sebaliknya: permusuhan?

UKHUWAH

Yang saya maksud dengan ukhuwah adalah terikatnya hati dan ruhani dengan ikatan aqidah. Aqidah adalah sekokoh-kokoh ikatandan semulia-mulianya. Ukhuwah adalah saudaranya keimanan, sedangkan perpecahan adalah saudara kembarnya kekufuran.

Kekuatan yang pertama adalah kekuatan persatuan; tidak ada persatuan tanpa cinta kasih; minimal cinta kasih adalah kelapangandada dan maksimalnya adalah itsar (mementingkan orang lain dari diri sendiri). Barangsiapa dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Al-Hasyr: 9)

Al-Akh yang tulus melihat saudara-saudaranya yang lain lebih utama daripada dirinya. sendiri, karena ia, jika tidak bersama mereka, tidak dapat bersama yang lain. Sementara mereka, jika tidak dengan dirinya, dapat bersama dengan orang lain.

Dan sesungguhnya serigala hanya makan kambing yang terlepas sendirian. Seorang mukmin dengan mukmin lainnya ibarat sebuah bangunan, yang satu mengokohkan yang lain. Orang-orang mukmin laki-laki dan orang-orang mukmin perempuan, sebagian mereka menjadi pelindung bagi lainnya. Demikianlah seharusnya kita.

TSIQAH

Yang saya maksudkan dengan tsiqah (kepercayaan) adalah rasa puasnya seorang tentara atas komandannya, dalam hal kapasitas kepemimpinannya maupun keikhlasannya, dengan kepuasan mendalam yang menghasilkan perasaan cinta, penghargaan, penghormatan, dan ketaatan.

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap sesuatu keputusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (An-Nisa: 65)

Pemimpin adalah unsur penting dakwah; tidak ada dakwah tanpa kepemimpinan. Kadar kepercayaan -yang timbal balik antara pemimpin dan pasukan menjadi neraca yang menentukan sejauhmana kekuatan sistem jamaah, ketahanan khithahnya, keberhasilannya mewujudkan tujuan, dan ketegarannya menghadapi berbagai tantangan. Maka lebih utama bagi mereka; ketaatan dan perkataan yang baik.

Kepemimpinan -dalam dakwah Ikhwan- menduduki posisi orang tua dalam hal ikatan hati, posisi guru dalam hal fungsi kepengajaran, posisi syaikh dalam aspek pendidikan ruhani, dan posisi pemimpin dalam aspek penentuan kebijakan politik secara umum bagi dakwah. Dakwah kami menghimpun pengertian ini secara keseluruhan, dan tsiqah kepada kepemimpinan adalah segala-galanya bagi keberhasilan dakwah.

10 RUKUN BAIAH (ARKANUL BAIAH) 10 RUKUN BAIAH (ARKANUL BAIAH)

Reviewed by Julia Febrianti-Haris Fadhillah on Maret 26, 2018 Rating: 5

1 komentar:

Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.