Gubahan : HarFadhillah
Ranum buah rasa yang terpendam
Siap membusuk diterkam Zaman
Tak akan ku biarkan ia mati bersama waktu
Biar ku cari cara mengabadikan rasa bersamamu
Tak pernah ku rancang pertemuan ini akan terjadi
Aku pun bersyukur atas Jum'at pagi yang selalu ku nanti
Kala pena yang ku genggam mencari kapan ku akhiri cerita ini
Berusaha menitik satu titik
Titik terakhir yang tak berulang kembali
Setiap ku cari satu angka tentang seseorang yang ku cinta saat ini
Ku sadar tak banyak angka di hatiku
Satu.. Kamu
Beberapa teman kita tau.. aku telah menitikkan pena ini pada sebuah nama
Mungkin kau tau nama itu.. Nama yang paling sering kau tulis seumur hidupmu
Merekapun tau kita tak bisa bertemu dalam ruang waktu
Mungkin hanya dalam ruang rindu
Tidak.. sampai saatnya nanti, tak akan ku biarkan titik ini terbaca oleh siapapun
Mungkin ketikaku siap untuk menuliskannya kembali pada zaman yang telah berganti
Kau akan temukan siapa yang menaruh kelopak bunga kuning di meja kelasmu kala jum'at pagi
Kelopak bunga indah yang gugur di jalan menuju sekolah kita, siap terinjak lalu mati
Ku pungut beberapa.. walau ia tetap mati, ia akan mati bersama bunga indah sejati
Bunga yang tak akan pernah gugur di pejaman seorang lelaki
.
April 2007, Jakarta
Tidak ada komentar: