Menitik Satu Titik

Gubahan : HarFadhillah

Ranum buah rasa yang terpendam
Siap membusuk diterkam Zaman
Tak akan ku biarkan ia mati bersama waktu
Biar ku cari cara mengabadikan rasa bersamamu

Tak pernah ku rancang pertemuan ini akan terjadi
Aku pun bersyukur atas Jum'at pagi yang selalu ku nanti
Kala pena yang ku genggam mencari kapan ku akhiri cerita ini
Berusaha menitik satu titik
Titik terakhir yang tak berulang kembali

Setiap ku cari satu angka tentang seseorang yang ku cinta saat ini
Ku sadar tak banyak angka di hatiku
Satu.. Kamu

Beberapa teman kita tau.. aku telah menitikkan pena ini pada sebuah nama
Mungkin kau tau nama itu.. Nama yang paling sering kau tulis seumur hidupmu

Merekapun tau kita tak bisa bertemu dalam ruang waktu
Mungkin hanya dalam ruang rindu

Tidak.. sampai saatnya nanti, tak akan ku biarkan titik ini terbaca oleh siapapun
Mungkin ketikaku siap untuk menuliskannya kembali pada zaman yang telah berganti
Kau akan temukan siapa yang menaruh kelopak bunga kuning di meja kelasmu kala jum'at pagi
Kelopak bunga indah yang gugur di jalan menuju sekolah kita, siap terinjak lalu mati
Ku pungut beberapa.. walau ia tetap mati,  ia akan mati bersama bunga indah sejati
Bunga yang tak akan pernah gugur di pejaman seorang lelaki
     .
 
April 2007, Jakarta




Menitik Satu Titik Menitik Satu Titik Reviewed by Julia Febrianti-Haris Fadhillah on November 30, 2019 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.