Senyum yang Kupaksakan


Gubahan : HarFadhillah

Pagi yang tak biasa
Bukan kicauan burungnya
Bukan sahutan ayamnya
Bukan rona langitnya
Bukan pula rasa rindunya

Tapi pagi ini, pagi akhiran dari Sya'ban
Segumpal air mata, tetiba jatuh dengan pertanyaan yang berbeda

Bukan pertanyaan yang biasa ku tanya dalam do'a, di tahun-tahun sebelumnya
'Apakah esok aku akan tiba ?'
bukan-bukan itu !

Tapi pagi ini, tangisku tak sama
sebuah air mata egois tentang Ramadhan yang berbeda

Gerbang itu ada di depan mata
Untukku, entah terbuka atau tidak
Tapi Aroma ini masih sama
Aroma Ramadhan yang memenuhi seisi raga

Surau yang dipenuhi anak-anak kecil
Bergantian mendaungkan 'Marhaban Ya Ramadhan...Marhaban Ya Syahrul Ramadhan..' apakah masih ada ?
Suara-suara mereka yang mungkin tak merdu, tapi selalu membuatku terpejam dalam linangan

Malam nanti, biasanya aku hadir di antara mereka
Satu dari Ratusan, menjalankan Tarawih dengan senyum keihklasan
apakah masih sama rasanya ?

Ya pagi ini, pagi yang berbeda
Aku memaksakan senyuman, dengan air mata yang tak hentinya terurai
Aku tersenyum, karena Ramadhan akan tiba

Tapi
Senyum ini, senyum yang Kupaksakan
Senyum yang hadir diantara mereka yang kehilangan pekerjaan
Senyum yang ada di antara tiadanya salah satu anggota keluarga
Senyum yang nyata di antara mereka yang kehilangan bunda, anak, ayah, saudara karena esok tak lagi dapat berbuka bersama

Benar saudaraku, Rindu memang sebuah rezim yang tak akan pernah bisa dikudeta.. Biarkan rindumu menjadi do'a agar dapat kembali bersama di Syurga

Seperti aku yang masih mengemban tetimbunan rindu
saat kurakit doa-doa selamat untuknya
dan sebab rindu-rindu ini sulit kuredam,
padanya, doaku tak pernah padam
atas senyum yang Kupaksakan




Senyum yang Kupaksakan Senyum yang Kupaksakan Reviewed by Julia Febrianti-Haris Fadhillah on April 23, 2020 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.