Hanya Sebait Syair



gubahan : HarFadhillah
Aku hanya sebait syair yang dicoret dan dilupa karena tak sempat untuk dihayati
Aku terkagum pada penyair, mereka begitu anggun
sebab mereka mampu bahagia hanya dengan kata-kata
Aku hanya kagum pada mereka yang dapat memahami kata
Walau tak tersirat pesan pesan itu, tapi mereka mengerti tentang semua rasa yang tergambar di dalamnya
tetapi aku hanya Sebait syair yang kadang dihapus, karena kadang fungsiku hanya untuk ditulis bukan untuk dibaca
Sekiranya air mata adalah tintanya
mengalirlah seperti ombak yang menerjang pantai di tengah kemarau
Para penyair tak akan pernah kehabisan tinta, karena air mata mereka terurai menyerap di setiap hurufnya
Ketahuilah, ia memetik waktu seperti daun-daun yang mengering karena rindu
lalu ia mendengar suara-suara yang tak sempat memekik di atas sebuah rasa
dan menuliskannya dalam satu kalimat utuh yang tak bisa dibaca oleh indra manapun juga
Sebab, orang-orang yang mendengar hanya tahu untuk mengasihani
Bukan untuk menjadikannya aku, sebait syair yang ada dari tetimbunan rindu yang hanya dapat terbaca dengan hati yang tak membatu
aku hanya sebait syair dalam wujud yang mendera air mata tanpa rupa
mereka tak perlu tahu isi hati siapa yang terluka
karena dunia menawarkan cerita di setiap detiknya
ketika semua hanya memberikan sebuah kesempatan
aku, sebait syair adalah kesempatan itu
aku adalah nilai perjuangan dari fikiran yang tak sama di setiap kepala
kadang aku menjadi candu bagi antitesa pengorbanan semu
aku hanya sebait syair yang memuliakan seseorang dengan kesederhanaan
seperti hujan yang dilepas awan kepada pepohonan di ujung sebuah harapan
Sejuk, namun melenakan
Kadang aku dibuat hanya untuk menemani kalimat-kalimat bermakna

Ya sebatas teman, karena mereka utama aku hanya 'teman'
Ketahuilah kawan, ada hal yang tak selalu terukur dengan pertimbangan untung rugi
naif jika memandang dunia dari sisi materi saja
karena aku hadir untuk mengiyakan sebuah pertanyaan, atas jawaban yang selalu ada ketika kita mau untuk sejenak saja memejam dan bertanya pada hati yang terbuka
Karena semua ini, aku menjadi tanda bahwa tanpamu makna dari tiap baitku tak akan pernah ada


Hanya Sebait Syair Hanya Sebait Syair Reviewed by Julia Febrianti-Haris Fadhillah on Mei 26, 2020 Rating: 5

1 komentar:

Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.