Beberapa Bukti Pengaruh Budaya India di Nusantara

1. Di Jawa

Tentu kita pernah membaca atau bahkan datang untuk melihat kemegahan candi Borobudur dan candi Prambanan. Kedua candi ini merupakan peninggalan masa Hindu-Buddha dan berlokasi di Jawa Tengah. Candi Borobudur terletak di Kota Magelang, Jawa Tengah. Dari bentuk arsitekturnya candi itu merupakan candi Buddha. Candi yang megah itu pernah menjadi satu di antara tujuh keajaiban dunia. Tidak jauh dari candi Borobudur, terdapat candi Prambanan. Candi Hindu itu terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Klaten, Jawa Tengah. Kedua candi yang megah itu merupakan bukti perkembangan agama dan kebudayaan HinduBuddha di Indonesia.

Dua mahakarya itu merupakan bukti-bukti pencapaian yang luar biasa pada Dinasti Syailendra. Setelah masa dinasti tersebut pudar, pusat kebudayaan dan politik kerajaan pindah ke Jawa bagian timur. Di Jawa bagian timur itu kemudian berdirilah kerajaan yang diperintah oleh keturunan Raja Mataram yang bernama Mpu Sindok. Beberapa sumber sejarah yang berasal dari Cina menyebutkan tentang adanya hubungan perkawinan antara raja Jawa dan Bali pada masa pemerintahannya. 


2. Di Sumatera

Sementara itu, di Sumatra terdapat kerajaan yang sangat terkenal, yaitu Sriwijaya. Kerajaan yang handal menjalin hubungan dengan dunia internasional melalui jaringan perdagangan dan kemaritimannya. Dalam masa itulah para pedagang datang dari India, Cina dan Arab untuk meramaikan Sriwijaya. Saat Sumatra berada di bawah Dinasti Syailendra, kerajaan itu dapat menguasai kerajaan-kerajaan lain di sepanjang Selat Malaka. Pada masa itu pula hubungan dengan India dan Cina berkembang pesat. Bahkan hubungan itu sangat berpengaruh dalam perkembangan budaya pada masa itu, bahkan hingga saat ini pengaruh kedua budaya itu masih dapat kita temui. Kehebatan Sriwijaya juga ditunjukkan dengan adanya “dharma” (sumbangan) dari Raja Sriwijaya untuk mendirikan asrama di Nalanda, India. Sriwijaya pun menjadi pusat belajar agama Buddha pada masa itu. Sumber-sumber Tibet dan Nepal menyebutkan, seorang pendeta Buddha yang bernama Atisa, belajar Agama Buddha di Sriwijaya selama 12 tahun, atas saran I-tsing, seorang musafir dari Cina yang lebih dahulu pernah singgah di Sriwijaya. 


3. Di Kalimantan Timur

 Peninggalan kebudayaan Hindia juga terdapat di sepanjang pantai Kalimantan Timur, yaitu di daerah Muarakaman, Kutai. Menurut para ahli sejarah kuno, kerajaankerajaan yang disebut dalam prasasti-prasasti itu adalah kerajaan Indonesia asli, yang hidup makmur bersumber dari perdagangan dengan negara-negara di India Selatan. Interaksi dengan orangorang dari negara lain itulah yang kemudian mempengaruh cara pandang para raja-raja saat itu untuk mengadopsi konsep-konsep Hindu dengan cara mengundang para ahli dan para pendeta dari golongan Brahmana (pendeta) di India Selatan yang beragama Wisnu atau Brahma. 

Beberapa bukti menunjukkan, setelah budaya India masuk, terjadi banyak perubahan dalam tatanan kehidupan. Berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan, kerajaan tertua di Muarakaman, Kalimatan Timur, yaitu Kerajaan Kutai mendapat pengaruh yang kuat dari budaya India yaitu budaya yang dikembangkan oleh Bangsa Arya di lembah Sungai Indus. Percampuran budaya itu kemudian melahirkan kerajaan yang bersifat Hindu di Nusantara. Baik itu yang mencakup dalam sistem religi, sistem kemasyarakatan, dan bentuk pemerintahan. Suatu hal yang sangat penting dalam pengaruh Hindu adalah adanya konsepsi mengenai susunan negara yang amat hirarkis dengan pembagian-pembagian dan fraksi-fraksi yang digolongkan ke dalam empat atau delapan bagian besar yang bersifat sederajat dan tersusun secara simetris. Semua bagianbagian itu diorientasikan ke atas, yaitu sang raja dianggap sebagai keturunan dewa. Raja dianggap keramat dan puncak dari segala hal dalam negara dan pusat alam semesta


4. Sistem Pemerintahan

Setelah masuknya budaya India, terjadi perubahan pada sistem pemerintahan. Kedudukan kepala suku digantikan oleh raja seperti halnya di India. Raja memiliki kekuasaan yang sangat besar. Kedudukan raja tidak lagi dipilih oleh rakyatnya, akan tetapi diturunkan secara turun temurun. Raja merupakan penjelmaan dewa yang seringkali disembah oleh rakyatnya. 


5. Sistem Kasta

    Sistem kemasyarakatan yang dikembangkan oleh bangsa Arya yang berkembang di Lembah Sungai Indus adalah sistem kasta. Sistem kasta mengatur hubungan sosial bangsa Arya dengan bangsabangsa yang ditaklukkannya. Sistem ini membedakan masyarakat berdasarkan fungsinya.

  • Golongan Brahmana (pendeta) mendudukigolongan pertama. 
  • Ksatria (bangsawan, prajurit) menduduki golongan kedua. 
  • Waisya (pedagang dan petani) menduduki golongan ketiga, 
  • sedangkan Sudra (rakyat biasa) menduduki golongan terendah atau golongan keempat.
Sistem kepercayaan dan kasta menjadi dasar terbentuknya kepercayaan terhadap Hinduisme. Penggolongan seperti inilah yang disebut caturwarna.  


6. Proses Penyebaran Agama Budha

    Awal hubungan dagang antara penduduk Kepulauan Nusantara dan India bertepatan dengan perkembangan pesat dari agama Buddha. Pendeta-pendeta Buddha menyebarkan ajarannya ke seluruh penjuru dunia melalui jalur perdagangan tanpa menghitungkan kesulitan-kesulitan yang ditempuhnya. Mereka mendaki Himalaya untuk menyebarkan ajaran Buddha di Tibet. Dari Tibet mereka melanjutkan ke arah utara hingga sampai ke Cina. Kedatangan mereka itu biasanya disampaikan terlebih dahulu, sehingga ketika tiba di tempat tujuan mereka dapat bertemu dengan kalangan istana. Mereka biasanya mengajarkan agama dengan penuh ketekunan. Mereka juga membentuk sebuah sanggha dengan biksubiksu setempat, sehingga muncul suatu ikatan langsung dengan India, tanah suci agama Buddha. Kedatangan para biksu dari India ke negara-negara lain itu, memunculkan keinginan para penduduk daerah setempat untuk pergi ke India mempelajari agama Buddha lebih lanjut. Para biksu lokal itu kemudian kembali dengan membawa kitabkitab suci, relik, dan kesan-kesan.

Beberapa Bukti Pengaruh Budaya India di Nusantara Beberapa Bukti Pengaruh Budaya India di Nusantara Reviewed by Haris Fadhillah on September 14, 2020 Rating: 5

37 komentar:

  1. Nama: Hezekhia Oshea Christian Walewangko
    Kelas: X MIPA 1
    Absen: 18

    BalasHapus
  2. Nama: Agustin Ratna Pratiwi
    Kelas: X MIPA 1
    Absen: 01

    BalasHapus
  3. Nama: Muhammad Ilham Akbar
    Kelas: 10 Ipa 1
    Absen: 21

    BalasHapus
  4. Nama:muhammad sandy ramadhana
    Kelas:x mipa 1
    Absen:22

    BalasHapus
  5. Nama : Nisa Rahmawati
    Kelas : X MIPA 1
    No Absen : 25

    BalasHapus
  6. Muhammad Farhan Hisbullah17 September 2020 pukul 12.35

    Nama: Muhammad Farhan Hisbullah
    Kelas: X MIPA 1
    Absen (20)

    BalasHapus
  7. Aqsha Afzaa Al-Rhys (9)
    X MIPA 2

    Bagus banget pak blog nyaa
    Terima kasih banyak pak atas ilmunya pak..

    BalasHapus
  8. EKO SETYO NUGROHO
    X MIPA 3
    (8)

    BalasHapus
  9. Maya Rianda Mardani (20)
    X MIPA 3

    BalasHapus
  10. rachmadhiena ziezie permana (31)
    X MIPA 3

    BalasHapus
  11. Hafizd ramadhan(15)
    X-mipa 3

    BalasHapus
  12. Dinda Aulia Zhafira (07)
    X MIPA 3

    BalasHapus
  13. Frieda Arsanti Septiyana18 September 2020 pukul 11.14

    Frieda Arsanti Septiyana (13)
    X MIPA 3

    BalasHapus
  14. Muhammad Iyan Fauzi Prasetyo (26) X-IPA 2

    BalasHapus
  15. Amare Amodia Callysta Cinerdo Khodori (8)
    X MIPA 1

    BalasHapus
  16. Anggieta Rivia Kurniafely (8)
    X MIPA 2

    BalasHapus
  17. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  18. Az Zahwa Yuda Ivana (10) X MIPA 2

    BalasHapus
  19. Anasella Rusita Resmi (06)
    X MIPA 2

    BalasHapus
  20. Affan Raihan Yusuf (1)
    X MIPA 3

    BalasHapus
  21. muhammad revi arnan (24)
    X MIPA 3

    BalasHapus

Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.