3 Faktor Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia


penyusun : Haris Fadhillah, S.Pd

Pada pembahasan mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi/menghambat Sebaran Flora dan Fauna di Dunia kita sudah mengetahu, bahwa faktor-faktornya sebagai berikut :

1. Iklim (Klimatik)

2. Edafik (Tanah)

3. Geografis/Fisiografi (Relief)

4. Manusia

Nah anakku yang hebat, kali ini kita akan memfokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia :



1. Kondisi Geologis Indonesia

Letak geologi Indonesia ditandai dengan tiga hal berikut:

a. Indonesia Tempat Pertemuan 3 Lempeng Besar Dunia

Letak geologis adalah letak suatu wilayah yang dilihat dari jenis keadaan batuan yang ada di permukaan bumi dan jalur pegunungan. Secara geologis, Indonesia terletak di tiga pertemuan lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo- Australia, Eurasia dan Lempeng pasifik, ditambah dengan lempeng Philipina.

Lempeng IndoAustralia bertumbukan dengan Lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara. Lempeng Pasifik bertumbukan dengan lempeng Eurasia di utara Papua dan Maluku Utara. Tumbukan lempeng inilah yang kemudian membentuk rangkaian pegunungan yang sebagai besar menjadi gunung api di sepanjang Pulau Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara. Sedangkan pulau yang tidak mempunyai gunung berapi adalah pulau Kalimantan. Akibat dari aktifitas lempeng tersebut akan membentuk : berbagai morfologi/relief Bumi baik di darat maupun di lautan, deretan gunung api, jenis tanah (edafik), dan kondisi iklim yang berbeda diambil dari teori iklim Junghuhn atau iklim berdasarkan ketinggian tempat.








b. Dua Rangkaian Pegunungan Besar Dunia

Indonesia dilalui oleh dua rangkaian pegunungan besar dunia yang ada di Asia Tenggara dengan sebutan “ring of fire” yaitu sirkum mediterania disebelah barat dan sirkum pasifik di sebelah timur. Sirkum Mediterania bermula di sekitar Laut Mediterania (Laut Tengah) yang meliputi pegunungan Atlas, pegunungan pirene, Apenian, Alpina, Karpatia, Anatolia, Kaukakus, Himalaya, Arakan Yoma dan bersambung dengan busur luar kepulauan Indonesia serta berakhir di Laut Banda dengan sifat basa.

Sirkum pasifik merupakan pegunungan lipatan muda yang terbentuk pada zaman tertier. Sirkum pasifik ini dimulai dari pegunungan Andes di Amerika Selatan, Sierra Madre, Rocky, Kep. Aleut, semenanjung Kamchatka, Kepulauan Jepang, Taiwan, Filipina, Sangir Talud, Sulawesi utara, Halmahera, Irian, Selandia Baru, dan berakhir Samudra Pasifik dengan sifat asam.

Berdasarkan dua jalur pegunungan besar di dunia, Indonesia mempunyai gunung berapi yang masih aktif dengan jumlah yang banyak. Ciri gunung berapi yang aktif adalah adanya aktivitas kegunungapian seperti semburan gas, asap, dan material dari dalam gunung api.



c. Daerah Dangkalan/Paparan

Dangkalan adalah dataran yang terdapat di dasar laut yang menghubungkan suatu wilayah dengan daratan yang sangat luas (benua). Indonesia terletak pada 2 daerah dangkalan dan satu daerah peralihan/pertengahan yaitu dangkalan sunda, dangkalan sahul dan daerah laut pertengahan Australia Asiatis. Dangkalan sunda adalah daratan di dalam laut yang menghubungkan wilayah Indonesia bagian barat dengan benua Asia yaitu mencakup Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Madura dan Bali. Dangkalan sahul adalah daratan di dalam laut yang menghubungkan Indonesia bagian timur dengan benua Australia yaitu dari bagian utara Papua hingga bagian utara Benua Australia





NB : Sejarah Geologis Indonesia ini akan menjadikan Indonesia terbagi menjadi 3 zona fauna yaitu : Fauna bagian Barat (Asiatis), Fauna bagian tengan (peralihan), dan Fauna Bagian Timur (Asutralis)


2. Letak Geografis dan Astronomis Indonesia
Secara Astronomis Indonesia terletak di antara garis lintang 6 derajat LU – 11 derajat LS dan 95 derajat BT- 141 derajat BT. Hal ini menjadikan Indonesia selalu disinari matahari sehingga beriklim tropis (Pembahasan Iklim akan dibahas berikutnya).

Indonesia juga terletak di antara dua Benua yaitu Asia di sebelah Utara dan Australia di sebelah Selatan, Indonesia juga berada di antara dua Samudera yaitu Samudera Pasifik dan Hindia. Letak geografis ini akan menyebabkan Iklim musim yaitu iklim yang dipengaruhi oleh angin musim (muson) yang berubah-ubah tiap periode tertentu. Biasanya satu periode perubahan adalah enam bulan sekali ada dua macam iklim muson yang dipengaruhi oleh arah angin Muson yang menyebabkan wilayah-wilayah di Indonesia mengalami musim hujan dan kemarau.


3. Kondisi Iklim

Iklim merupakan kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Cuaca adalah kodisi rata-rata udara dlam waktu yang relative sempit. Hal ini dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat klasifikasi iklim yang ditentukan oleh letak geografis maupun unsur-unsur lainnya seperti curah hujan, suhu, kelembaban maupun kecepatan angin yang dilihat secara berurutan. Iklim di Indonesia dibagi menjadi 4 macam yaitu iklim musim (iklim muson), iklim tropis, iklim laut, dan iklim menurut Junghun. Namun, di Indonesia lebih dikenal dengan iklim tropis yang tidak dimiliki oleh Negara lain yang berada di daerah subtropis sampai kutub.

Adapun penjabaran jenis iklim sebagai berikut:

a. Iklim Musim (Iklim Muson)

Iklim musim adalah iklim yang dipengaruhi oleh angin musim (muson) yang berubah-ubah tiap periode tertentu. Biasanya satu periode perubahan adalah enam bulan sekali ada dua macam iklim muson yang dipengaruhi oleh arah angin, antara lain :

o Angin musim barat daya/angin muson barat

Angin musim barat daya bertiup dari benua Asia ke benua Australia. Angin ini bertiup dari bulan Oktober – April sehingga di Indonesia mengalami musim penghujan karena sifatnya basah. Sebenarnya angin muson barat ini bergerak dari Samudera pasifik yang membawa banyak uap air menuju wilayah Indonesia tetapi karena angin dibelokkan oleh gaya coriolis, maka berubah arah ke barat sehingga disebut angin muson barat. Angin muson barat sangat menguntungkan bagi mahluk hidup seperti menyuburkan pertanian, sumber air melimpah dan tingkat kesuburan tanaman semakin berkembang.




o Angin musim timur laut/Angin Muson Timur

Angin musim timur laut adalah angin yang bertiup dari benua Australia ke benua Asia. Angin ini bertiup pada bulan April-Oktober sehingga di Indonesia terjadi musim kemarau yang berkepanjangan karena sifatnya yang kering akibat udara yang melewati benua Australia relative sempit sehingga sedikit membawa uap air. Adapun kerugian yang ditimbulkan dari angin musim timur seperti sulit menemukan sumber air, petani mengalami musim paceklik, dan tingkat kesuburan tanah berkurang.




b. Iklim Tropis (Lintang Tengah)

Indonesia terletak di sekitar garis khatulistiwa/Lintang tengah menyebabkan Indonesia beriklim tropis yang bersifat panas, curah hujan tinggi dan kelembaban tinggi. Hal ini juga menyebabkan Indonesia mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Selain itu, Indonesia mengenal musim pancaroba yaitu musim diantara perubahan kedua musim tersebut.

Secara umum, keadaan curah hujan di Indonesia tergolong tinggi tetapi tidak merata. Ada wilayah yang sangat tinggi curah hujannya, tetapi ada yang sangat rendah. Misalnya, Manokwari, Papua Barat mmepunyai curah hujan yang tinggi, sedangkan curah hujan yang rendah tersebar di wilayah Nusa Tenggara dan Sulawesi utara. Berikut peta curah hujan di Indonesia.




c. Iklim Laut
Iklim laut adalah iklim yang banyak mendatangkan hujan yang bersifat lembab sehingga Indonesia bisa mengalami musim penghujan berkepanjangan. Hal ini disebabkan karena terjadinya penguapan air yang lebih banyak sehingga terbentuk awan. Iklim laut dimiliki oleh Negara yang berada di daerah tropis, subtropis dan daerah sedang.


d. Iklim Junghuhn di Indonesia



Junghuhn mengklasifikasi daerah iklim di Pulau Jawa secara vertikal sesuai dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan, seperti yang terlihat pada gambar.

Kesimpulan : Kondisi Geologis, letak Geografis dan Astronomis, serta pengaruh Iklim akan menjadikan kondisi fisik Indonesia berbeda-beda dan menyebabkan terjadinya persebaran flora dan fauna di Indonesia.




Referensi:

Sumardi, 2009, Geografi SMA Kelas XI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Anjayani, Eni., dkk. Geografi untuk Kelas XI SMA/MA. Jakarta: Pusbuk Depdiknas

Sugiyanto, dkk. Mengkaji Ilmu Geografi 2.2017. Solo: Tiga Serangkai

Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat. Modul Geografi SMA Terbuka Kelas XI Semester 1.

2019. Bandung: Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat

Somantri Lili dan Nurul Huda, 2016. Aktif dan Kreatif Belajar Geografi 2.Bandung:

Grafindo

Tika Pabundu,Amin,Endang Puji Rahayu. 2016. Jelajah Dunia Geografi SMA/MA Kelas XI

Kelompok IPS. Jakarta: Bumi Aksara

https://blog.ruangguru.com/persebaran-flora-dan-fauna-di-indonesia

https://ilmugeografi.com/biogeografi/faktor-yang-mempengaruhi-persebaran-flora-danfauna

https://www.studiobelajar.com/persebaran-flora-dan-fauna-di-indonesia/

3 Faktor Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia 3 Faktor Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia Reviewed by Haris Fadhillah on Agustus 02, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Recent Posts

Diberdayakan oleh Blogger.