MENGULANG KAJI
SENIN
26 JUMADIL AKHIR 1442
08 PEBRUARI 2021
Firman Allah SWT :
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ ﴿١٧٥﴾ وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَٰكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ ۚ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا ۚ فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ ﴿١٧٦﴾ سَاءَ مَثَلًا الْقَوْمُ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَأَنْفُسَهُمْ كَانُوا يَظْلِمُونَ
Artinya :
Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi al-Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.
Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga).
Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.
Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zhalim.
(QS al A’raf 7: 175 -177).
Sesungguhnya Ulama adalah pewaris Nabi, Rasulullah SAW bersabda Ulama adalah pewaris para Nabi. Di samping sebagai perantara antara diri-Nya dengan hamba-hamban-Nya.
Dengan rahmat serta pertolongan-Nya, Allah SWT menjadikan para Ulama sebagai pewaris perbendaharaan ilmu agama, ilmu syari’at terus terpelihara kemurniannya sebagaimana awalnya.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: إ
نَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ، وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوْرِّثُوْا دِيْنَاراً وَلاَ دِرْهَماً، وَرَّثُوْا العِلْمَ، فَمَنْ أخَذَهُ أخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Artinya :
Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi dan para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, namun mewariskan ilmu. Siapa yang mengambil ilmu berarti mengambil bagian sempurna (dari warisan mereka).
(HR Abu Dawud no. 3641)
Sejarah mencatat betapa banyak kisah tentang perjuangan para ulama yang menggelorakan jihad terhadap penjajah dibumi Nusantara. Mereka bergerak digarda terdepan memobilisasi, membekali, membimbing, memotivasi umat untuk bergerak melawan ketidakadilan penjajah.
Para ulama dibarisan terdepan memekikan takbir Allahuakbar membakar semangat umat untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Jasa besar para ulama telah membawa Indonesia menuju pintu gerbang kemerdekaan Indonesia.
Pasca kemerdekaan para ulama juga digarda terdepan memberikan ketentraman dan ketenangan kepada umat dalam mengisi kemerdekaan. Para ulama bersungguh-sungguh memberikan pengajaran, dan pencerahan kepada umat.
Allah Subhana WaTa'ala berfirman:
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Artinya :
"Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Mujadilah: 11)
Meninggalnya seorang yang alim akan menimbulkan bahaya bagi umat. Keadaan ini menunjukkan keberadaan ulama di tengah kaum Muslimin akan mendatangkan rahmat dan barakah dari Allah SWT.
Kenyataan ini tidak bisa dipungkiri, bahwa ulama semakin langka, dan semakin banyaknya orang bodoh yang berambisi untuk menjadi Ulama. Keadaan ini merupakan peluang besar bagi pelaku kesesatan untuk menjerumuskan umat ke dalam kebinasaan.
Dari sekian banyak Ulama yang tetap konsisten dijalan dakwah, ada di antara para Ulama oknum-oknum yang menyesatkan umat. Mereka menjual ayat-ayat Al-Qur’an dengan harga murah, hanya untuk mengejar kesenangan dunia.
Allâh SWT berfirman:
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَٰكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ
Artinya :
Dan jika Kami menghendaki, niscaya akan Kami tinggikan (derajat) nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menuruti hawa nafsunya
(QS Al-A’raf 7:176)
Namun kilau dunia membangkitkan hawa nafsu mereka, syetan dihadirkan sebagai penasihat dan menjadi panutan yang selalu mereka turuti.
Allâh SWT berfirman:
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً
Artinya :
Maka tidakkah engkau memperhatikan orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allâh membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya, dan Allâh telah mengunci mati pendengaran dan hatinya serta menutup penglihatannya?
(QS Al-Jâtsiyah 45:23).
Dengan fatwa-fatwanya mereka menjerumuskan umat pada kebatilan. Mereka menguasai dalil namun dimanipulasi agar sesuai dengan hawa nafsu mereka.
Al-Qur'an menyebutkan ada sebagian ulama (orang yang telah Allah beri ilmu) juga mendapat celaan, yaitu ulama suu'. Di antara ayat yang mencela ulama jenis ini,
Firman Allah SWT
إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ
Artinya :
"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati."
(QS. Al-Baqarah 2:159)
Ulama yang dicela dalam ayat ini adalah mereka yang menipu umat dengan menyembunyikan kebenaran yang telah dibawa para Rasul. Mereka menampilkan kebenaran apa yang tidak sebenarnya karena pesanan dan kepentingan. Maka mereka diancam dengan laknat dari Allah SWT.
Walaupun ayat ini turun berkaitan dengan ahli kitab namun hukumnya berlaku secara umum bagi siapa saja yang menyembunyikan kebenaran yang telah Allah turunkan.
Dampak dari penyimpangan mereka sangat dahsyat. Kebenaran bisa dinilai kesesatan, begitu juga sebaliknya. Bukan satu atau dua orang yang akan tersesatkan karenanya, tapi ribuan bahkan jutaan.
Karenanya jika mereka bertaubat, taubatnya tidak seperti taubat dari kemaksiatan lainnya. Taubatnya diberi syarat, memberikan penjelasan dan melakukan perbaikan.
Firman Allah SWT :
إِلَّا ٱلَّذِينَ تَابُوا۟ وَأَصْلَحُوا۟ وَبَيَّنُوا۟ فَأُو۟لَٰٓئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ ۚ وَأَنَا ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
Artinya :
"Kecuali mereka yang telah tobat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itu Aku menerima tobatnya dan Akulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang."
(QS. Al-Baqarah: 160)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah mengingatkan umatkan akan bahaya mereka. Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda -setelah menyebutkan jangkauan kekuasaan umatnya.
إِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّيْنَ
Artinya :
"Sesungguhnya yang aku khawatirkan terhadap umatku tiada lain adalah para pemimpin yang menyesatkan."
(HR. al-Darimi, Imam Abu Dawud)
Pemimpin penyesat adalah pemimpin sesat yang mencakup penguasa perusak, ulama penyesat, dan ahli ibadah yang ngawur. Keberadaan mereka menggiring umat kepada kesesatan, menghancurkan agama, dan menimbulkan kerusakan dalam kehidupan.
Keberadaan perusak agama dan penghancur dien sudah marak di zaman kita. Fitnah dan bencana agama yang menimpa umat semakin parah. Semoga Allah menolong kita yang berani menekan kepentingan duniawi untuk tetap berpegang teguh dengan kebenaran.
*SEMOGA BERMANFAAT*
PARA ULAMA SUU
Reviewed by Haris Fadhillah
on
Februari 09, 2021
Rating:
Tidak ada komentar: